SIDOARJO I duta.co – Dalam sektor industri udang di Indonesia, telah umum dikenal alat penunjang tambak yang dikenal dengan kincir air tambak (paddle wheel aerator). Namun sangat disayangkan, alat yang umum dipasarkan di Indonesia saat ini masih hasil produksi luar atau bukan buatan Indonesia sendiri.
Dibutuhkan waktu dan tenaga dalam mewujudkan Indonesia yang mampu memproduksi alat tersebut secara total mulai dari material hingga produk jadi. Dengan cita-cita tersebut, diharapkan masyarakat khususnya para pembudidaya udang dapat meningkatkan perekonomian mereka karena dengan adanya produksi lokal tentunya modal yang dikeluarkan masyarakat akan lebih sedikit dibanding membeli alat hasil produksi luar yang cenderung lebih mahal.
Dr. Eng. Anis Mustagfirin, S.T., M.T salah satu anggota penelitian saat ditemui di Sidoarjo, Senin (19/12/22) mengatakan, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) mengembangan tim riset yang berinovasi dan meneliti kincir air tambak (paddle wheel aerator) kemarin, Minggu (18/12/22) yang dikenal dengan nama Tim Kincir Cerdas, bertempat di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo Instalasi Pasuruan, Desa Pulokerto, Kec. Kraton, Kab. Pasuruan.
Tim ini merupakan tim gabungan dari mahasiswa dan dosen dari PPNS yang juga bekerjasama dengan industri guna kepedulian dan mendukung industri budidaya udang di Indonesia.
“Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan mampu membawa Indonesia untuk bisa membangun produksi kincir air tambak lokal,” ungkap Dr. Eng. Anis Mustagfirin.
Disamping fakta bahwa untuk mencapai cita-cita tesebut yang tentu akan memakan waktu, selama berjalannya penelitian dan pengembangan paddle wheel aerator ini juga menjadi sarana dan wadah para peneliti, khususnya para mahasiswa untuk belajar lebih dan menambah pengalaman baik dalam memahami industri, bagaimana melakukan penelitian (desain, analisis, juga pengujian), hingga kerja lapangan, terbangnya.
“Hingga saat ini output yang berhasil dicapai oleh Tim Kincir Cerdas ini ialah melakukan prototyping, pengujian, survey lapangan juga industri, hingga berhasil membuat 2 panel control yang didukung dengan teknologi IoT (Internet of Things). 2 prototype panel control dengan IoT technology dibuat dengan tujuan menciptakan sistem operasi kincir yang lebih praktis, efisien dan tentunya mempermudah para pembudidaya dalam monitoring kondisi tambak karena di lengkapi dengan pembacaaan sensor-sensor yang dapat diakses dari jarak jauh,” pungkasnya.(loe/nzm)