SURABAYA | duta.co – Penyidik Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya resmi menetapkan ES sebagai tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi penyalahgunaan aset milik PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Persero yang berlokasi di Jalan Pacarkeling No. 11 Surabaya.
Penetapan tersangka tersebut mengacu pada Surat Perintah Penyidikan Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya Nomor: Print–01/M.5.10/Fd.1/03/2025 tanggal 4 Maret 2025.
Kepala Seksi Intelijen (Kasi Intel) Kejari Surabaya, Putu Arya Wibisana, SH., MH., membenarkan langkah hukum tersebut. “Berdasarkan hasil penyidikan dan ditemukannya minimal dua alat bukti yang cukup, penyidik akhirnya menetapkan saudara ES sebagai tersangka,” ungkap Putu Arya kepada wartawan, Jumat (22/8/2025).
Tidak hanya menetapkan status tersangka, penyidik juga memutuskan melakukan penahanan terhadap ES selama 20 hari di Rutan Kelas I Surabaya, Cabang Kejati Jatim.
Perbuatan ES diduga telah melanggar Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
Akibat dugaan tindak pidana tersebut, negara cq PT KAI Persero diperkirakan mengalami kerugian keuangan sebesar Rp4.779.800.000 (empat miliar tujuh ratus tujuh puluh sembilan juta delapan ratus ribu rupiah).
Putu menegaskan, penyidik masih akan terus mendalami perkara ini. “Penyidik tidak menutup kemungkinan adanya pihak lain yang turut serta dalam penyalahgunaan aset PT KAI. Proses penyidikan akan terus dikembangkan,” jelasnya.
Kasus ini kini menjadi perhatian serius Kejari Surabaya mengingat nilai kerugian negara yang cukup besar serta pentingnya aset PT KAI bagi pelayanan publik. (gal)
