HIBAH DIKTI : Empat dari lima mahasiswa Keperawatan Unusa bersama Kepala Puskesmas Wonokromo Dr Era Kartikawati (tiga dari kiri) dan dosen pembimbing, Khamida (tiga dari kanan). Mereka adalah penggagas kader Karsewa di Kelurahan Wonokromo. DUTA/dok

Dua tahun berlalu, program mahasiswa dan dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yakni Kader Kesehatan Jiwa (Karsewa) ternyata terus berlanjut. Bahkan para kader dan petugas Puskesmas Wonokromo terus bersemangat untuk menemukan kasus-kasus terutama orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di sekitarnya.

—-

Karsewa dibentuk pertama kali pada 2017 lalu, dengan tujuan untuk mendeteksi adanya masyarakat yang mengalami gangguan jiwa atau ODGJ. Saat itu, ODGJ di Kelurahan Wonokromo cukup banyak, namun jarang ada masyarakat yang mau melaporkannya. Alasannya berbagai macam, salah satunya karena malu.

Berangkat dari mahasiswa dan dosen Unusa terutama dari Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) merasa tergerak untuk melakukan sesuatu agar ODGJ ini bisa dideteksi sejak dini, atau minimal yang sudah parah bisa dilakukan pengobatan secara intensif.

Gayungpun bersambut. Pihak Puskesmas Wonokromo menyambut positif langkah itu. Sehingga pihak puskesmas menyiapkan kader-kader kesehatan yang sudah ada sebelumnya untuk dilatih menjadi anggota Karsewa ini.

Dengan pelatihan dan pendampingan dari dosen dibantu mahasiswa Unusa, akhirnya terbentuklah Karsewa ini.

Dan siapa sangka, hingga kini, Karsewa ini masih solid. Para kader yang kebanyakan ibu-ibu rumah tangga ini masih bersemangat untuk menjalankan program-programnya. Bahkan mereka memiliki program kerja dan struktur organisasi yang jelas. Bahkan setiap bulan, Karsewa ini bersama puskesmas setempat membuka posyandu jiwa.

“Kami ini bersyukur ada Karsewa. Kami terbantu sekali. Setiap sebulan sekali kami bertemu membahas hal-hal yang penting dan perlu dilakukan,” ujar Kepala Puskesmas Wonokromo, dr EraKartikawati.

Para anggota Karsewa ini kata dr Era, semangat untuk melakukan pendampingan kepada ODGJ yang sudah mereka temukan. Pendampingan bahkan dilakukan hingga dirujuk ke RS Jiwa Menur atau rumah sakit jiwa lainnya.

“Bahkan kemarin ketika kami menemukan ada ODGJ hamil, kami lakukan pendampingan penuh, ke rumah sakit hingga memantau kondisinya. Kami solid. Bahkan kami yang dalam waktu dekat ini akan melakukan proses reakreditasi, Karsewa menjadi salah satu unggulan kami,” tukas dr Era.

Berbagai kegiatan kader Karsewa selama dua tahun terakhir. DUTA/istimewa

Pembina Karsewa yang juga dosen FKK Unusa, Khamida mengaku senang dengan masih eksisnya Karsewa ini. Dikatakannya, ini sebagai sebuah bukti bahwa apa yang dilakukan tim Unusa tidak sia-sia. Sehingga bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

“Kami masih tetap melakukan pemantauan. Bahkan Karsewa, tim dari Puskesmas Wonokromo dan dari Unusa membuat sebuah grup Karsewa. Di mana grup chatting itu bisa dijadikan ajang untuk berdiskusi,” tukas Khamida.

Memang, selama ini ODGJ di Kelurahan Wonokromo jumlahnya cukup banyak. Sebelum ada Karsewa, jumlah itu tidak terdeteksi. Namun setelah adanya Karsewa mulai didata jumlahnya. Bahkan, dikatakan dr Era, saat ini jumlah yang muncul dua kali lipat dari sebelumnya.

Perlu diketahui, Karsewa yang dibentuk mahasiswa FKK Unusa yakni

Alfi Nur Hanifah, Thariqatul Jannah, Shobibatur Rohmah, Diana Safitri dan Annisatul Arum Pridasari pada 2017 menjadi salah satu program kreativitas mahasiswa yang mendapatkan dana hibah.

Bahkan mereka berlima itu terpilih untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) pada 2017 di Makassar. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry