BOJONEGORO | duta.co – Di Alun-Alun Bojonegoro berdiri kokoh bangunan bercor beton menyerupai pendopo berukuran sekira 144 meter persegi. Sayangnya, bangunan itu tertutup rapat dipagari lembaran seng.
Dari keterangan yang diperoleh, Rabu (07/08/2019) bangunan itu untuk perpustakaan. Namun sudah hampir dua tahun berjalan ini tidak difungsikan.”Setahu saya bangunan ini tidak berpenghuni,” kata Agus, pekerja penyiraman taman di alun-alun.
Menurutnya, adanya bangunan yang tidak difungsikan tersebut sudah menjadi pembicaraan pengunjung alun-alun. Terkadang sebagaian pengunjung bertanya kenapa bangunan yang kokoh itu tidak berfungsi. Padahal, kondisi demikian membuat risih kondisi alun-alun yang semestinya membuat pengunjung nyaman. Namun karena adanya seng-seng yang menutupi bangunan menjadikan tidak nyaman di dalam alun-alun.
“Biasanya rindang di Alun-Alun Bojonegoro ini, tapi perasaan menjadi gak enak karena adanya bangunan yang ditutupi seng. Kesannya beda dengan sebelumnya, ya kayak angkerlah alun-alun yang menjadi ikon kabupaten tercinta ini,” kata Gufron, pengunjung dari Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberrejo.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Cipta Karya Willy dikonfirmasi mengatakan, bangunan itu bukan milik Pemkab Bojonegoro, melainkan milik Exxon Mobil Cepu Limeted (EMCL) operator lapangan minyak dan gas bumi Blok Cepu.
Jelasnya, sejak selesainya proyek bangunan bernilai Rp 2 miliar di akhir 2017 lalu, hingga kini bangunan semestinya diperuntukkan mini perpustakaan untuk pengunjung alun-alun.”Jadi semua terkait proyek bangunannya ditangani oleh EMCL, saat ini kita masih berkomunikasi dengan pihak EMCL untuk adanya bangunan perpustakaan di alun-alun,” katanya.
Saat disinggung detail tentang bangunan yang mangkrak tersebut, dia meminta waktu untuk menjawabnya. Seperti diketahui sebenarnya bangunan, bertujuan untuk memfasilitasi pengunjung yang hobi membaca buku. Namun hingga saat ini belum dapat difungsikan, padahal bangunan telah dapat difungsikan sesuai fungsinya sebagai rumah perpustakaan. rno
