Pelantikan dokter spesialis FK Unair yang dilakukan Dekan, Prof Budi Santoso. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) akan melakukan penandatanganan kerjasama dengan Pemkab Sumenep dan Gresik, 30 Maret 2023 mendatang.

Kerjasama ini untuk pemenuhan kebutuhan dokter spesialis di daerah kepulauan yang masuk dalam wilayah dua pemkab itu.

Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG (K) mengatakan penandatanganan ini sebagai bentuk kerjasama academic health system dan realisasi atas gagasan yang diutarakan FK Unair selama ini.

“Di daerah kepulauan masih belum memiliki dokter spesialis, kami meminta pemkab untuk hadir dan turun tangan dengan menyekolahkan dokter-dokter asal daerah setempat ke beberapa program dokter spesialis di FK Unair. Setelah mereka lulus ditempatkan di daerah kepulauan itu sehingga pelayanan kesehatan bisa merata,” ujar Prof Bus, panggilan Prof Budi Santoso usainpelantikan dokter spesialis beberapa waktu lalu.

Gagasan FK Unair itu direspon Pemkab Sumenep dan Gresik. Keduanya bersedia untuk menyekolahkan beberapa dokter umum ke program spesialis FK Unair. Setidaknya minimal lima program spesialis yakni  bedah, obgin, penyakit dalam, anak dan anastesi.

Dengan adanya penandatanganan yang akan disaksikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ini kata Prof Bus, kedua pemkab akan mengirimkan dokter umumnya menempuh PPDS FK Unair. Setelah itu, FK Unair akan melakukan seleksi apakah bisa diterima atau tidak.

“Tapi kami tidak hanya mengutamakan nilai. Nilai minimal penting, tapi ada hal-hal lain yang kami pertimbangkan,” tandasnya.

Program PPDS ini harus ditempuh selama minimal empat tahun. Setiap semester uang kuliah sebesar Rp 10 juta – Rp 20 juta.

Dengan kerjasama ini, nantinya pemkab yang akan menbayarkan semua biaya selama kuliah dengan kompensasi setelah lulus dokter tersebut akan mengabdi di kepulauan selama waktu yang ditentukan.

“Nanti diganti dengan yang baru, begitu seterusnya sehingga pemenuhan dokter spesialis bisa terus ada. Karena hal itu bukan hanya tanggung jawa pemerintah pusat dan Kemenkes tapi tanggung jawab kita bersama,” tandad Prof Bus. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry