GRESIK | duta.co – Banjir Kali Lamong kembali melanda kawasan selatan Gresik masih mengenangi menggenangi ratusan permukiman warga di sejumlah Desa di Balongpanggang dan Benjeng, hingga Jumat (3/2). Ketinggian air di kedua desa itu masih mencapai 40-50 centimeter.
Banjir musiman ini sering terjadi di Gresik Selatan. Karenanya warga berharap Pemkab bisa mengatasi banjir yang sudah menjadi masalah warganya ini. “Pemkab harus emngambil langkah-langkah untuk mengantisipasi banjirt di Gresik Selatan,” kata Iwan Budi Santoso, pemuda asal Balongpanggang.
Menurut Budi, akibat banjir yang belum ada tanda-tanda akan surut, sempat memutuskan jalur lalulintas yang menghubungkan Gresik-Mojokerto. “Pengenbdara tidak berani melewati karena arus aliran air terlalu deras,” jelasnya.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, banjir di Kecamatan Balongpanggang menggenangi hampir 350 rumah warga di desa Desa Pucung, Banjaragung, Sekarputih, Wotansari, Wahas, Kedungpring, dan sebagian Desa Balongpanggang, dengan ketinggian 40-50 centimeter.
Setelah Banjir terjang wilayah Kecamatan Balonpanggang berangsur surut pindah merendam kawasan Kecamatan Benjeng, diantaranya Desa Sedapurklagen, Deliksumber, Kedungrukem, Munggugianti, dan Desa Bulurejo dengan rata-rata ketinggian air 50-55 centimater.
Banjir, selain menggenangi sekitar 250 pemukiman warga, juga menggenangi areal pertanian padi. “Banjir yang lebih parah melanda Desa Sedapurklagen, kasihan mereka sawahnya juga terendam dan terancam gagal panen, padahal satu, dan dua minggu lagi siap panen, “ ujar H Sucipto, warga Desa Bulurejo Kecamatan Benjeng.
Sementara itu, Maruf Nur Hadi petugas operator Pusdalops BPBD Gresik mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Muspika setempat, melakukan kajian Gerak cepat di lokasi banjir, memantau TMA Kali Lamong serta menyiagakan perahu fiber di lokasi banjir. mas/sal