SURABAYA | duta.co – Tidak mudah memang untuk bisa menjadikan orang tua sebagai ‘teman’ bagi anak. Apalagi di era distrubsi teknologi yang semakin masif.
Bisa menjadi ‘teman’ itu yang utama adalah harus bisa membangun komunikasi yang efektif di antara kedua belah pihak. Karena sering kali komunikasi terasa terhenti, bukan orang tua yang tidak paham tapi karena komunikasi yang dilakukan tidak efektif dan optimal.
Dr Wiwin Hendriani, dosen Psikologi Unair mengatakan ada dua hal penting yang harus diperhatikan agar komunikasi efektif dan potensial.
Pertama adalah anak remaja itu mulai ada gerakan keluar. Mereka yang saat kecil biasa di rumah, mulai keluar rumah bersama teman-teman sebayanya. “Namun hal itu tidak otomatis akan kehilangan jarak jika dari awal ada kedekatan emosional yang baik,” katanya.
Membangun komunikasi itu adalah harus dengan lebih banyak menjadi pendengar. Orang tua membuka ruang diskusi yang luas sehingga anak bisa mengungkapkan apa isi hati dan keinginannya. “Orang tua tidak harus berbahasa seperti teman atau bergaya seperti temannya. Penting anak bisa didengar,” tuturnya.
Yang kedua kata Wiwin adalah orang tua harus bisa mengelola emosi dan kekhawatiran yang ada pada diri sendiri. “Jadi jangan terlalu over thinking. Orang tua harus bisa beradaptasi,” katanya.
Wiwin berbicara di hadapan para kepala sekolah dan perwakilan sekolah SMP di Surabaya dalam Seminar Pendidikan Parenting ‘Membangun Komunikasi Konstruksi di Era Digital’ yang digelar SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya, di Smamda Tower, Selasa (20/2/2024).
Ada 120 kepala sekolah yang hadir dalam kegiatan ini yang merupakan rangkaian acara publikasi dalam rangka memperkenalkan Smamda Surabaya kepada khalayak yang lebih luas. Sekaligusnacara ini sebagai bentuk kepedulian Smamda Surabaya untuk memajukan dunia pendidikan.
Kepala Smamda Surabaya, Astajab pun mempresentasikan tentang Smamda Surabaya kepada para undangan. Keunggulan serta prestasi yang sudah diraih di usia yang hampir mendekati 50 tahun.
“Smamda Surabaya saya boleh bilang satu-satunya SMA yang memiliki 54 ekstra kurikuler,” tukasnya.
Dan Astajab pun berkomitmen untuk terus meningkatkan prestasi agar Smamda Surabaya bisa menjadi sekolah unggulan dan melahirkan generasi muda Indonesia yang berakhlaq dan berilmu. ril/end