Pemaparan oleh mahasiswa tentang beberapa fitur di Instagram kepada Pengelola Wisata Lembah Mbencirang. DUTA/ist

MOJOKERTO | duta.co – Pasca Pandemi Covid-19, industri pariwisata kembali menggeliat. Wisata menjadi salah satu potensi yang tidak bisa dipandang sebelah mata terlebih keberadaannya yang mampu menunjang perekonomian daerah.

Sangatlah wajar ketika banyak daerah yang berlomba dalam mengenalkan potensi wisata yang mereka miliki kepada masyarakat luas. Bahkan setiap desa kini berlomba untuk menampilkan potensi wisatana.

Salah satu desa yan juga tidak ingin ketinggalan dalam mempromosikan potensi wisata yang dimilikinya ialah Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Desa ini juga memiliki potensi wisata yang tidak kalah menarik dengan wilayah lain di Kabupaten Mojokerto.

Dua potensi wisata yang dimilki oleh Desa Kebontunggul, yakni Lembah Mbencirang dan Wisata Edukasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Namun, saat ini di antara keduanya hanya Lembah Mbencirang yang memiliki potensi untuk dapat dikembangkan di mana destinasi wisata ini menyuguhkan pemandangan alam Gunung Anjasmoro dan Gunung Welirang.

Dalam proses pengelolaan wisata Lembah Mbencirang yang telah berjalan tampaknya terdapat beberapa kendala terutama dalam proses publikasi informasi ke masyarakat secara luas. Permasalahan menjadi ganjalan bagi Pemerintah Desa Kebontunggul dan pengelola wisata Lembah Mbencirang untuk dapat mengenalkan serta membangun potensi wisata ini lebih luas lagi.

Hal inilah yang mendorong dua dosen dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Pravinska Aldino, S.I.Kom., M.I.Kom dan Muchamad Rizqi, S.I.Kom., M.Med.Kom, membagikan ilmunya kepada Pemerintah Desa Kebontunggul dan pengelola wisata Lembah Mbencirang melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

“Berdasarkan data yang telah kami kumpulkan, kami mengusulkan kepada Pemerintah Desa Kebontunggul dan pengelola wisata Lembah Mbencirang strategi dalam memaksimalkan publikasi terkait Lembah Mbencirang melalui penulisan artikel berita, caption, dan produksi pesan visual di Instagram,” ujar ketua kegiatan abdimas, Pravinska Aldino.

Dosen yang aktif mengajar pada Program Studi Ilmu Komunikasi, ini menuturkan bahwa selama pelaksanaan kegiatan abdimas dirinya juga melibatkan dua orang mahasiswa dari prodi yang sama, yakni Muhammad Zulfa Hidayatulloh dan Alvin Syafril Agatha.

“Mahasiswa ini nanti akan kami libatkan pada beberapa kegiatan yang kami lakukan, yakni melakukan pemetaan sumber daya manusia untuk mendapatkan data kemampuan, minat, dan kompetensi dari setiap personel yang ada. Lalu, kami juga mengidentifikasi potensi kolaborasi yang dapat dilakukan antara pemerintah desa dan pengelola Lembah Mbencirang guna kepentingan pengembangan desa wisata,” ujarnya.

Pria yang akrab dipanggil Dino ini juga menuturkan bahwa selain dua hal tersebut timnya juga mengidentifikasi jenis media sosial dan rancangan produksi kontennya yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik masyarakat. Hal tersebut harus berdasrkan pada beberapa hal diantaranya peluang penggunaan media sosial sebagai media penyebarluasan informasi, rancangan produksi atas informasi yang akan dipublikasikan, dan proses produksi konten tersebut.

“Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak terhadap perkembangan pariwisata Lembah Mbencirang yang ada di Desa Kebontunggul. Hal ini tentu harus ditunjang dengan membangun komunikasi antar aktor karena masing-masing pihak memiliki kepentingan dan pemerintah desa menjadi pihak yang memiliki kewenangan untuk mengarahkan dan membuat kebijakan,” tutur Dino. ril/hms/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry