KRTI 2025
Tim Dewo Robotic Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya (FT Unesa) mengukir prestasi gemilang pada gelaran KRTI 2025 di Padang, Sumatera Barat.

SURABAYA | duta.co – Panggung Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2025 di Padang, Sumatera Barat, baru saja dikuasai oleh inovator muda dari Surabaya. Tim Dewo Robotic Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya (FT Unesa) sukses mengharumkan nama almamater dengan memboyong empat penghargaan bergengsi sekaligus dari lima divisi yang mereka ikuti.

Kemenangan ini menjadi bukti sahih bahwa mahasiswa Unesa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga menjadi pemain kunci dalam pengembangan teknologi penerbangan tanpa awak di Indonesia.

Sorotan utama jatuh pada Tim Hawk Eye di Divisi Technology Development (TD), yang berhasil meraih penghargaan Unique Design. Inovasi mereka benar-benar memukau dewan juri: sebuah drone OctoCopter yang didesain dengan air frame khusus sehingga mampu berubah wujud dari wahana terbang menjadi kendaraan darat (Rover)!

Drone ‘Transformer’ ini dirancang dengan tujuan mulia: menjadi solusi pengantar bantuan medis ke wilayah-wilayah terisolasi yang sulit dijangkau.

“Kami ingin menciptakan teknologi yang tidak hanya canggih, tetapi juga bermanfaat bagi kemanusiaan,” kata Bagus Maulad Yunanto, Ketua Tim Dewo Robotic.

KRTI 2025 yang diselenggarakan di Lanud Sutan Sjahrir dan Kampus Universitas Andalas pada 16–20 Oktober 2025, menjadi arena pertarungan sengit puluhan tim terbaik se-Indonesia. Namun, Tim Dewo Robotic tampil tangguh dan membawa pulang gelar-gelar kunci:

  • Juara 2 Divisi Racing Plane (RP) oleh Tim Golden Eagle Art.
  • Juara 2 Divisi Long Endurance Low Altitude (LELA) oleh Tim Gatotkaca.
  • Juara Harapan 1 Divisi Fixed Wing (FW) oleh Tim Dewanagari.
  • Penghargaan Unique Design di Divisi Technology Development (TD) oleh Tim Hawk Eye.

Tangis Haru Setelah Perjuangan Hampir Setahun

Di balik kemeriahan kemenangan, tersimpan kisah perjuangan 46 mahasiswa dari jurusan Teknik Elektro, Mesin, dan Informatika ini. Persiapan intensif sudah dimulai sejak November 2024, melibatkan uji coba berulang di Lab Robotika Unesa hingga Lanud TNI AU Mulyono Raci, Pasuruan.

Di Padang, tim sempat dilanda drama: kerusakan komponen elektrikal kritis beberapa jam sebelum lomba dan kendala waktu latihan. Namun, semangat solidaritas membuat mereka bangkit.

Momen paling mengharukan terekam ketika salah satu wahana akhirnya berhasil menuntaskan misi dengan sempurna, setelah sempat gagal di percobaan pertama.

“Kami menangis bukan karena lelah, tetapi karena perjuangan panjang kami terbayar lunas,” ungkap Muhammad Radiva Ihsan dari divisi Racing Plane. Air mata bahagia itu menjadi simbol betapa berharganya tekad dan kolaborasi antar mahasiswa teknik.

Kemenangan ini tak membuat Dewo Robotic berpuas diri. Didukung penuh Dekan FT Unesa, Prof. Dr. Suparji, S.Pd., M.Pd., tim kini mengalihkan pandangan ke kompetisi global.

“Keunggulan tim FT-Unesa terletak pada kemampuan manufaktur wahana yang presisi dan efisien,” tandas Dr. M. Syariffudien Zuhrie, S.Pd., M.T, Koordinator Dosen Pembina.

Dengan fondasi yang kuat, Dewo Robotic Unesa berencana melakukan riset lanjutan dan bersiap menghadapi Tubitak TeknoFest 2026 di Turki, bertekad membawa nama Unesa sebagai pelopor inovasi robot terbang ke kancah internasional. arm

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry