
PROBOLINGGO | duta.co – Sidak Komisi III DPRD Kota Probolinggo di proyek Preservasi Jalan Raya Soekarno Hatta, Selasa (21/10/2025), memunculkan sederet temuan mengejutkan. Mulai dari penebangan puluhan pohon besar yang dijual murah, taman kota rusak, hingga beton jalan dan trotoar yang sudah retak sebelum proyek selesai.
Anggota Komisi III DPRD Kota Probolinggo, Robet Riyanto, menyoroti penjualan sekitar 85 pohon besar yang hanya dihargai Rp5 juta, dan menilai hal itu sangat tidak wajar.
“Katanya 85 pohon hanya dihargai Rp5 juta. Ini sangat murah dan tidak masuk akal. Kalau memang ada petunjuk dari wali kota, seharusnya koordinasi dengan dinas terkait. Tidak bisa seenaknya menjual aset publik,” tegas Robet di lokasi sidak.
Robet menambahkan, Komisi III akan memanggil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk memastikan arah dana hasil penjualan pohon tersebut.
“Kalau uangnya masuk PAD, tunjukkan buktinya. Kalau tidak, ini bisa termasuk penyalahgunaan aset daerah,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi III lainnya, Saiful Iman, menyoroti kualitas pekerjaan fisik proyek. Ia menemukan sejumlah titik jalan beton dan kanstin sudah retak, padahal proyek belum rampung.
“Baru separuh jalan dikerjakan, tapi kanstin beton sudah gopel-gopel. Ini jelas tidak sesuai ekspektasi. Kalau gagal, harus diganti total, jangan asal-asalan,” tegasnya.
DPRD tidak mau menerima alasan klasik kontraktor. Komisi III menegaskan akan menindaklanjuti temuan sidak ini dengan rapat resmi bersama dinas terkait untuk memastikan tidak ada penyimpangan pengelolaan aset publik dan anggaran proyek.
Menanggapi hal itu, pelaksana lapangan dari PT Tri Jaya Cipta Makmur (Lamongan), Ahmad Muzakir, menyebut bahwa pengujian mutu beton akan dilakukan di laboratorium.
“Secara visual mungkin belum maksimal, tapi hasil akhirnya nanti bisa dilihat dari uji kualitas. Kami hanya pelaksana teknis, sedangkan soal pohon dan taman itu kewenangan pemerintah kota,” katanya. hul