SURABAYA | duta.co – Ribuan santri lintas daerah yang tergabung dalam Aliansi Santri Nderek Kiyai (Asri), yang beranggotakan alumni Pondok Pesantren Lirboyo, menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Selasa (21/10/2025).

Dari pantauan wartawan Duta.co, massa aksi terbagi menjadi dua titik kumpul. Rombongan dari Surabaya tiba terlebih dahulu sekitar pukul 14.35 WIB, sedangkan rombongan dari luar kota berkumpul di Masjid Al Akbar Surabaya dan tiba di depan Gedung DPRD Jatim pada pukul 14.44 WIB. Kedatangan mereka dikawal ketat oleh aparat kepolisian, Banser, serta mobil komando.

Dalam aksinya, massa membawa berbagai bendera organisasi serta sejumlah spanduk berisi tuntutan. Salah satunya bertuliskan, “Ngaji Akhlak Bareng Trans7, Sekali Boikot Tetap Boikot, Cabut Izin Trans7.” Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap program Xpose Uncensored yang tayang di saluran televisi Trans7 pada 13 Oktober 2025 dan dinilai telah merendahkan nilai-nilai luhur pesantren.

Koordinator Asri, Dimasduki, menjelaskan bahwa aksi ini diikuti oleh perwakilan santri dan alumni pondok pesantren dari berbagai daerah di Jawa Timur, seperti Banyuwangi, Pacitan, dan Magetan. Ia menegaskan, semangat para santri untuk memperjuangkan marwah kiai lahir dari ketulusan hati, bukan karena paksaan atau imbalan apa pun.

“Kami selaku Aliansi Santri Nderek Kiyai, Alhamdulillah berkat inayah dan hidayah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, hari ini kita semua bisa hadir di sini. Saudara-saudara kami, para santri dari seluruh Jawa Timur, sejak tadi malam sudah berkumpul di Masjid Al Akbar Surabaya.

Tidak ada yang membiayai, tidak ada yang menyuruh — mereka datang atas dasar hati nurani sebagai santri yang ingin memperjuangkan kehormatan para kiai yang telah dilecehkan oleh Trans7,” ujar Dimasduki saat audiensi bersama Ketua DPRD Jatim.

Ia menambahkan, perjuangan para santri ini bukan sekadar bentuk solidaritas, melainkan juga upaya menjaga martabat pesantren serta nilai-nilai luhur yang diwariskan para kiai.

“Perjuangan kami hanya satu, yakni memperjuangkan hak-hak santri sebagai generasi muda penerus bangsa agar tetap dihormati dan dijaga kehormatannya,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Jatim, Musyafak Rouf, menyatakan akan menindaklanjuti aspirasi para santri dengan berkoordinasi bersama komisi terkait, khususnya yang membidangi komunikasi dan digital.

“Iya, ini akan kita tindak lanjuti ke teman-teman di komisi yang berhubungan langsung dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Kemarin juga sudah ada pertemuan di Jakarta, dan hasil rangkuman ini akan kami sampaikan di sana. Aksi protes dan demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Jawa Timur ini juga akan menjadi bahan pertimbangan penting,” jelas politisi asal PKB.

Adapun tuntutan yang disampaikan Aliansi Santri Nderek Kiyai (Asri) antara lain:

1. Mengecam penayangan video Xpose Uncensored di Trans7.

2. Menuntut owner Trans Media untuk meminta maaf secara langsung kepada Kiai Anwar Manshur dan menyiarkannya secara live di seluruh jaringan Trans Media, serta menghapus video penghinaan yang telah tersebar di media sosial.

3. Menuntut pemberhentian dan proses hukum bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan video Xpose Uncensored Trans7.

4. Mendesak pihak kepolisian untuk segera memproses laporan hukum yang disampaikan para santri.

5. Meminta DPRD Jatim mengawal regulasi media yang lebih tegas dan mendidik, serta mendorong KPID untuk menelaah tayangan Xpose Uncensored Trans7 atas dugaan pelanggaran regulasi, dengan tuntutan agar izin siar Trans7 dicabut. (rud)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry