
SURABAYA | duta.co – Rencana pemerintah untuk mengimpor beras sebesar 500 ribu ton pada tahun ini, membuat bingung banyak pihak. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Azzam Azman Natawijaya juga mengaku bingung.
“Kita belum ambil sikap. Kita masih bingung dengan pemerintah. Karena statemen pemerintah katanya stok beras nasional hasil panen cukup sampai Mei 2018. Kata Pak Jokowi juga kita sudah swasembada beras. Lalu,kenapa sekarang kok punya rencana untuk impor 500 ribu ton,” ujar Azzam di sela kunjungan kerja bersama sembilan anggotanya di Gudang Bulog Banjar Kemantren Buduran, Kamis (25/1).
Azzam menilai alasan pemerintah untuk melakukan impor beras karena harga beras yang melonjak akhir-akhir ini. Namun, Azzam dan rombongan yang melakukan sidak ke Pasar Genteng Surabaya. Di Pasar Genteng yang cukup mewakili kondisi harga di beberapa pasar lainnya kata Azzam, tidak ditemukan harga beras yang melonjak naik.
“Harga beras medium masih Rp 9 ribuan, beras premium di harga Rp 13.500 per kilogram. Di mana yang katanya harga beras mahal itu. Kami masih belum menemukannya,” tukasnya.
Karena itu, Azzam mengapresiasi langkah Gubernur Jatim, Soekarwo untuk menolak impor beras. Jawa Timur menolak karena memang mengalami kelebihan stok beras alias surplus. Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Bagus Adhirasa mengatakan Jawa Timur mengalami surplus beras sebesar 5,1 juta ton.
“Produksinya sebesar 13,4 juta ton sementara kebutuhannya 8,3 juta ton per tahun. Buat apa impor kalau kita berkecukupan,” jelasnya. end