Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo, Hudan Syarifuddin.

PROBOLINGGO | duta.co – Dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menyelenggarakan kegiatan Audit Kasus Stunting (AKS) II, Rabu (16/10/2024).

Acara ini berlangsung di The Bentar Beach. Dihadiri 40 peserta yang terdiri dari berbagai pihak terkait, seperti Ketua TPPS, Puskesmas, Camat, dan Satgas Stunting serta penyuluh keluarga berencana.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala DP3AP2KB, Hudan Syarifuddin yang sekaligus membuka acara tersebut dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr Hariawan Dwi Tamtomo yang turut memberikan arahan.

Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan Keluarga, dr. Adi Nugroho Widinanta.

Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan Keluarga, dr. Adi Nugroho Widinanta menyampaikan laporan panitia. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko serta penyebab stunting pada kelompok sasaran, terutama pada anak balita.

Audit stunting tidak hanya bertujuan untuk menyeleksi kasus stunting, tetapi juga membuka jalur konsultasi serta koordinasi antar pemangku kebijakan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat deteksi dini dan intervensi tepat melalui pendekatan kolaboratif.

“Audit Kasus Stunting II ini menjadi bagian penting dalam program pencegahan dan penanganan stunting. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang lebih baik dalam tata laksana kasus stunting,” jelas Adi.

Kepala DP3AP2KB Hudan Syarifuddin dalam sambutannya menyebut, Kegiatan ini diadakan untuk melakukan pencegahan dan mencarikan solusi yang terbaik dan melakukan tindak lanjut.

Para peserta dari berbagai unsur saat menghadiri AKS II.

“Saya harap kita juga bisa membangun kolabroasi dari setiap pihak yang terkait sesuai dengan tingkatnya,” tutur Hudan.

Maksud dari kegiatan Audit Kasus Stunting II adalah untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti informasi guna menentukan serta melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berdasarkan surveilans atau sumber data lainnya.

“Tujuan dari audit ini mencakup beberapa hal, yaitu mengidentifikasi risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran, mengetahui penyebab risiko stunting sebagai langkah pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus serupa, serta menganalisis faktor risiko stunting pada bayi di bawah dua tahun atau balita,” sebut Hudan.

Hasil dari audit ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi terkait penanganan kasus dan perbaikan tata laksana, serta upaya pencegahan yang perlu dilakukan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr Hariawan Dwi Tamtomo.

Sementara itu, Kepala Dinkes dalam arahannya mengatakan, kasus stunting di Kabupaten Probolinggo terbilang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi untuk mengatasi kasus stunting ini bersama.

“Kesehatan masyarakat itu menjadi kewajiban bersama. Stunting ini memiliki banyak faktor baik dari lingkungan maupun perilaku dan ini perlu kita atasi bersama. Kita bisa mengajak masyarakat untuk bersama menjaga gizi anak-anak kita,” tukas Hariawan.

Acara ini terbagi dalam dua sesi utama. Sesi pertama menampilkan presentasi kasus stunting dari sembilan Puskesmas di Kabupaten Probolinggo, yakni Puskesmas Maron, Sukapura, Sumber, Sumberasih, Tiris, Wonomerto, Bantaran, Lumbang dan Tegalsiwalan. Ada 9 kasus yanng menjadi fokus dalam pembahasan kali ini.

Sesi kedua berfokus pada paparan penanganan kasus stunting yang dipresentasikan oleh para ahli dan pemangku kebijakan.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan angka stunting di Kabupaten Probolinggo dapat terus ditekan, sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mempercepat penurunan stunting di seluruh Indonesia. hul/afa

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry