MOJOKERTO | duta.co – Spiritual meaning atau nilai spiritual penting ditumbuhkan dalam diri para santri di pondok pesantren. Karena menjaga kebersihan juga menjadi poin penting agar santri bisa menjalankan kegiatan terutama dalam beribadah dan mengaji bisa lebih aman dan nyaman.
Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dibantu beberapa mahasiswa melakukan pengabdian masyarakat untuk edukasi tentang spiritual meaning di Pondok Pesantren Al Hidayah Pacet, 7 Juni 2024 lalu.
Ada empat dosen yang terlibat yakni
Dr Khamida (ketua), Andikawati Fitriasari,
Iskandar dan dr Ach.Yarziq Mubarak serta tiga mahasiswa yakni Empi Lutfiatun Nisa, Ayu Rizka Rodiyanti dan Alya Salsabila Rahmawati.
Khamida mengatakan menjaga kebersihan diri merupakan tindakan demi kesejahteraan fisik dan psikis. Santri memiliki kebersihan yang baik jika santri dapat menjaga kebersihan tubuhnya. “Kemampuan santri menjaga kebersihan ini sangat diperlukan karena mereka tinggal dalam suatu pondok pesantren, berkumpul dengan banyak orang yang memiliki latar belakang dan kebiasaan berbeda dalam menjaga kebersihan,” ujarnya.
Dalam hal ini perlunya ditumbuhkan nilai spiritual dalam menjaga kebersihan atau biasa disebut spiritual meaning. Pengabdian masyarakat ini berupa pelatihan spiritual meaning santri sebagai upaya meningkatkan ibadah santri dalam menjaga kebersihan dengan menumbuhkan nilai atau makna agama yang diyakini dalam menjaga kebersihan.
Pelaksanaan pelatihan ini diberikan pelatihan tentang regulasi motivasi diri berbasis spiritual dengan tujuan adanya pemahaman dari santri dan peningkatan ibadah terkait menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Selain itu santri diajak untuk berdiskusi terkait dengan nilai-nilai ibadah yang terkandung dalam beberapa hadist dan ayat dalam Al-quran mengenai kebersihan. “Lalu kami mendiskusikan terkait makna spiritual syukur, sabar dan ikhlas serta pengimplementasian terkait ibadah menjaga kebersihan diri dan lingkungan,” tambah Khamida.
Kegiatan ini akan selalu dilakukan pendampingan dan evaluasi berkelanjutan agar hasil dari pengabdian dapat berjalan secara efektif dan sesuai perencanaan.
Khamida mengakui di pondok pesantren yang memiliki sekitar 200 santri. Semua santri itu adalah pilihan setelah lolos seleksi di ponpes Al Hidayah Tanggulangin Sidoarjo.
Dari sisi ilmu agama, santri-santri itu memiliki pemahaman lebih terkait pentingnya kebersihan, namun nyatanya dari hasil observasi didapatkan banyak santri belum menjaga kebersihan. Misalnya sampah masih ditemukan berserakan di sekitar kamar. Tidak adanya tempat sampah di setiap sudut asrama.
Selain itu santri masih suka saling pinjam meminjam handuk, baju, alat sholat dan barang pribadi lainnya yang mereka anggap sebagai bentuk solidaritas antar sesama, namun hal ini dapat memicu terjadinya penyebaran penyakit antar sesama.
“Permasalahan kader kesehatan santri kurang aktif, sehingga belum ada yang mengingatkan agar menjaga kebersihan dan kesehatan itu. Sehingga Kebersihan sebagian dari iman hanya sebagai slogan atau ucapan, belum terjadi implementasi masih terjadi permasalahan tingkah laku terkait kebersihan dan kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungan,” jelasnya.
Dengan kegiatan yang dilakukan berkesinambungan ini diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi santri dan juga bagi lingkungan pondok pesantren yang lebih bersih dan nyaman. ril/end