Poster berdiri dipajang di ruangan Kafe Fastron lantai 3 Gedung Tower B Kampus Unusa, Kamis (20/12). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Unusa Pengmas Award 2018 ini menghadirkan dua reviewer dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) yakni Darsono Sigit dan Arif Budiantoro.

Keduanya didapuk menjadi juri untuk menilai 89 poster yang sudah dibuat oleh masing-masing tim peserta.

Darsono Sigit dan Arif Budiantoro mengapresiasi Unusa Pengmas Award ini. Apalagi, tidak semua kampus melakukan hal serupa.

“Kalaupun ada yang melakukan ini, tapi tidak semeriah yang dilakukan Unusa. Salut atas acara ini. Semoga bisa ditiru kampus lain,” ujarnya.

Untuk menilai 89 poster ini, diakui Darsono Sigit tidaklah mudah.

Namun, Darsono Sigit mengaku menilai sesuai dengan panduan dari Kemristekdikti dan ketentuan dalam aktivitas pengabdian masyarakat.

“Intinya bagaimana program itu mampu meningkatkan keberdayaan masyarakat. Biasanya pengmas itu hanya memberi dan memberi,  tapi sebenarnya tidak. Harus memberikan solusi kepada masyarakat,” tandasnya.

Selain itu, ditambahkan Arif Budiantoro pengmas itu dilakukan harus ada keberlanjutan. Tidak boleh berhenti dalam satu permasalahan.

Dan alangkah baiknya pula, pengmas itu implementasi dari hasil penelitian yang sudah dilakukan pada dosen.

Juara ketiga Unusa Pengmas Award, Ima Nadatien saat memberikan presentasi di hadapan dewan juri. DUTA/istimewa

“Bagaimana pengmas itu hasil penelitian. Lalu memberdayakan masyarakat dan masyarakat terus melakukannya secara mandiri walau sudah tidak lagi didampingi. Ini yang menjadi tujuan akhir pengmas,” ungkap Arif.

“Tapi, pengmas jangan berhenti dalam satu titik, karena akan muncul permasalahan-permasalahan baru dari hasil pengmas itu. Lihat saja, kalau sekarang ada 89 proposal, tahun depan minimal bertambah dua kali lipatnya,” jelas Arif.

Melakukan penelitian itu kata Arif jauh lebih sulit dibandingkan penelitian. Kalau penelitian walau pun gagal tidak akan berdampak apapun.

Tapi kalau pengabdian masyarakat, jika ada kegagalan maka yang akan menanggung dampaknya adalah instansi pendidikan yang bersangkutan.

“Harus melibatkan banyak pihak. Dosen juga harus melibatkan mahasiswa, pemberintah daerah di mana pengmas itu dilakukan serta banyak lainya.

“Terus berkarya. Harus lebih berinovasi dan mengembangkan teknologi dalam setiap pengabdian masyarakat yang dilakukan demi memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi,” tukas Arif. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry