Diskusi tim pengabdian masyarakat dengan pengelola dan petani jambu merah di Desa Sambibulu, Taman Sidoarjo. DUTA/ist

SIDOARJO | duta.co – Tiga dosen Universitas Dr Soetomo (Unitomo) dan satu dari Universitas Kadiri (UNIK) melakukan program pengabdian masyarakat bersama. Pengmas ini dilakukan di Desa Sambibulu, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo beberapa waktu lalu.

Tiga dosen Unitomo itu adalah Siti Marwiyah (Ketua), Fadjar Kurnia Hartati, Cicilia Tantri Suryawati dan Sri Luayyi dari UNIK.

Ketua Tim Pengmas, Siti Marwiyah mengatakan program yang dilakukan adalah Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan masyarakat melalui potensi lokal yang ada di sekitar.

“Tentunya dengan mempertimbangkan permasalahan-permasalahan, penyebab permasalahan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh desa sesuai RPJMDes Sambibulu,” katanya dalam rilisnya, Sabtu (21/9/2024).

Tim pengmas mengecek permainan anak-anak yang ada di Desa Sambibulu, Taman, Sidoarjo. DUTA/ist

Ada dua mitra yang fokus dibantu oleh tim ini yakni Kelompok Karang Taruna yang mengelola unit usaha yang ada di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sambi Madu. Unit usahanya meliputi ecowisata air, lapak UMKM, persewaan alat pertanian dan agrobisnis.

Ecowisata merupakan pariwisata yang memiliki tujuan utama melestarikan lingkungan dengan didukung potensi sekitar, seperti beberapa wahana permainan diantaranya perahu bebek, mandi bola, flying fox, kolam renang dan beberapa fasilitas umum diantaranya taman dan spot selfi, lahan parkir, gedung serbaguna, toilet dan stand UMKM.

Kedua adalah Kelompok Tani Jambu Biji Merah Sambi Horti yang menjadi anggota di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S). Mitra ini sejak 2010 dikukuhkan sebagai kelompok tani Sambi Horti di bawah binaan Dinas Pertanian Kabupaten Sidoarjo.

Ketua Tim Pengmas, Prof Siti Marwiyah melakukan petik jambu merah di Desa Sambibulu, Taman, Sidoarjo. DUTA/ist

“Dari dua mitra ini kami melihat ada yang harus dibenahi supaya bisa lebih berkembang. Kami membantu untuk membenahi kekurangannya,” kata Rektor Unitomo ini.

Dikatakan Siti Marwiyah, kekurangan itu misalnya kurangnya varian menu yang ditawarkan oleh pihak kafe serta tempat atau kafe yang terlihat kumuh. Juga kurangnya jenis permainan yang bersifat edukasi di ekowisata air dan agrowisata jambu merah.

Juga produksi jambu biji merah yang rendah karena hanya menggunakan pupuk kimia (anorganik) secara terus menerus dalam waktu yang panjang dan ini menyebabkan jambu merah mudah terserang hama dan penyakit. Serta banyak kekurangan lainnya terutama minimnya pengetahuan para petani.

“Kami ingin program pengabdian ini bisa meningkatkan level keberdayaan mitra sasaran pada setiap mitra berbasis peningkatan kualitas produk, kapasitas, dan daya saing,” kata guru besar bidang hukum ini.

Untuk membenahi kekurangan yang ada di mitra satu dan dua, tim pengabdian melibatkan Kepala dan Sekretaris Desa, Ketua BUMDes berserta jajarannya dan kelompok Karang Taruna.

Tim melakukan sosialisasi, menyelesaian masalah melalui pendekatan penerapan inovasi teknologi, pelatihan dan pendampingan.

Selama empat bulan program yang mendapatkan hibah dari Kemendikbudristek melalui skema PDB ini bisa dijalankan. Dan tim PDB dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing mitra sasaran yaitu permasalahan bidang produksi, manajemen dan pemasaran.

Hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat. PDB menghasilkan luaran pupuk organik, inovasi teknologi pompa, mesin freezer, teknologi panen air hujan, penuaan tanaman dengan cara metode stek/cangkok, publikasi di jurnal nasional terindeks Kemendikbudristek.

Dari program ini kedua mitra bisa Meningkatkan produktivitas hingga bisa berdampak pada kesejahteraan warga dan semua pihak yang terlibat dan sekitarnya.

Ada peningkatan volume produksi jambu biji merah sebesar 40%, ada peningkatan 3 varian baru produk jambu biji merah : keripik buah, juice buah jambu biji merah, bawang merah dan sebagainya. ril/lis

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry