Dosen Dr Ir Nurhidayati MP, yang juga menjabat Dekan Fakultas Pertanian Unisma. (DUTA.CO/IST)

MALANG | duta.co – Dosen Universitas Islam Malang (Unisma) berhasil menemukan formula pupuk yang dapat melawan penyakit degeneratif. Selain itu, dengan pupuk ini telah terbukti membuahkan hasil panen yang melimpah.

Menurut dosen Fakultas Pertanian Unisma yang berhasil menemukan pupuk tersebut, Dr Ir Nurhidayati MP, bahwa pupuk temuannya ini ia beri nama Multipurpose Vermicompost (MPV). Formula MPV ia temukan dari hasil penelitian unggulan perguruan tinggi sejak tahun 2015. Sampai saat ini pun masih terus dilakukan penelitian pada berbagai jenis tanaman hortikultura.

“Aplikasi MPV ini pada tanaman sayuran organik telah terbukti dapat meningkatkan kandungan nutrisi sayuran. Dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi, berarti produk sayuran yang dihasilkan mengandung produk pangan yang sangat penting bagi kesehatan untuk mencegah penyakit degeneratif,” ungkap Nurhidayati.

Lebih lanjut, dosen yang juga menjabat dekan Fakultas Pertanian Unisma ini menyampaikan pula ikhwal penelitiannya bahwa sistem budidaya tanaman secara konvensional telah menyebabkan ketergantungan petani pada pupuk kimia dan obat-obatan yang berasal dari pestisida kimia.

Dijelaskannya, penggunaan tanpa henti dari agrokimia ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan kualitas sayuran menurun baik ditinjau dari kandungan gizi maupun daya simpan sayuran tersebut. Produk-produk pertanian semacam ini bila dikonsumsi oleh manusia akan menimbulkan akumulasi racun dan radikal bebas yang menyebabkan munculnya penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, stroke dan lain sebagainya.

“Ada temuan fakta, bahwa sebanyak 90% dari sayuran dan buah-buahan yang dibudidayakan secara konvensional mengandung residu pestisida yang berbahaya bagi kesehatan manusia,” tukas Nurhidayati.

Di Indonesia sendiri, imbuh dia, penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kegemukan dan lainnya mengalami peningkatan pada beberapa dekade ini. Penyakit-penyakit ini dikenal sebagai Silent Killer yang bisa menyebabkan kematian.

Menurutnya, kontributor utama terjadinya penyakit degeneratif adalah pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, pola makan dan obesitas, aktivitas fisik yang kurang, stres, dan pencemaran lingkungan. Untuk mengurangi tingkat serangan penyakit degeneratif dapat dilakukan dengan upaya preventif dengan menerapkan pola makan yang sehat dengan mengkonsumsi produk pangan yang sehat.

“Produk pangan yang sehat  dihasilkan oleh sistem pertanian yang sehat bebas dari bahan kimia buatan, sebagai contoh produk tanaman yang dihasilkan oleh sistem pertanian organik,” ujar dekan Fakultas Pertanian Unisma ini.

Masih menurut Nurhidayati, tanaman organik memiliki manfaat yang sangat signifikan bagi kesehatan manusia karena produk organik memiliki kandungan gizi yang tinggi dan bebas dari residu bahan kimia yang berbahaya sepeti pestisida kimia dan residu nitrat yang berlebihan di dalam tanah.

“Penerapan sistem pertanian organik di lapangan seringkali menghadapi beberapa kendala penyediaan pupuk organik karena dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu penerapan sistem hidroganik dalam sistem pertanian organik akan lebih efektif dan efisien untuk mengembangkan pertanian organik di perkotaan. Melalui sistem hidroganik ini produk tanaman yang dihasilkan lebih terjamin dan hygienis,” paparnya.

Sistem penanaman hidroganik ini adalah sistem penanaman tanpa tanah (soil-less culture) menggunakan media substrat padat yang didominasi oleh bahan organik dan dengan menggunakan pupuk organik. Pada penelitian Nurhidayati, ia menggunakan media tanam Cocopeat, biochar, pasir dan zeolit. Sedangkan pupuk yang digunakan adalah formula MPV temuannya.

Ia juga menjelaskan bahwa uji produk yang telah dilakukan di green house dan di lapangan pada beberapa tanaman sawi Pak-coi, Kubis, Brokoli dan Jagung manis memberikan hasil yang signifikan lebih tinggi dari pada yang menggunanakan pupuk anorganik, bahkan mampu memberikan efek residu dengan 4 kali penanaman tanpa penambahan pupuk lagi.

“Sedangkan uji coba pada media tanam tanpa tanah telah dilakukan mulai tahun 2019 untuk menghasilkan tanaman yang sehat, hygienis dan berkadar gizi tinggi khususnya kadar antioksidan yang sangat dibutuhkan untuk pencegahan penyakit degeneratif.  Keunggulan MPV ini adalah kandungan haranya lebih tinggi dari kompos biasa dan mengandung biopestisida untuk pencegahan hama dan penyakit tanaman,” imbuh dia.

Hasil uji MPV pada tanaman selada keriting terbukti meningkatkan kandungan antioksidan, kandungan vitamin C, kandungan klorofil dan kandungan mineral dalam selada keriting dibandingkan dengan yang menggunakan pupuk kimia (anorganik). “MPV ini juga telah diuji cobakan pada tanaman kangkung dan terbukti memberikan hasil dan kualitas lebih baik dibandingkan yang menggunakan pupuk anorganik,” lanjutnya.

Saat ini, Nurhidayati mengatakan bahwa produk MPV sedang diujicobakan pada tomat dan melon secara hidroganik. “Dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi, berarti produk sayuran yang dihasilkan mengandung produk pangan fungsional yang sangat penting bagi kesehatan manusia untuk mencegah penyakit degeneratif,” tuturnya. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry