Di ruang kelas 12.8, siswa kelas 12 yang minat menjadi dokter diberikan pengetahuan bagaimana bisa masuk ke FK, apa yang harus dilakukan, bagaimana nanti di tempat kuliah dan sebagainya. Ada tiga kelas yang khusus untuk peminatan ke FK. Selain UC, ada dari FK Ubaya.
Dokter Denys mengatakan untuk menjadi dokter harus mau belajar terus menerus. Karena ilmu kedokteran itu bukan ilmu pasti. Ilmu kedokteran tidak ada yang benar untuk satu zaman.
“Misalnya sekarang jantung itu di kiri, suatu saat bisa jadi ada jantung di kanan. Karenanya dokter harus mau belajar terus. Sanggung untuk up date pengetahuan terus. Long life learning,” ujarnya.
Tidak hanya kedokteran ada 14 jurusan lain yang dihadirkan. Di antaranya desain. Smamda Surabaya mendatangkan dosen dari LaSalle College untuk masuk ke dalam kelas siswa dengan peminatan desain.
Sakuntala Verlista, Dosen Prodi Desain LaSalle College Surabaya meminta siswa untuk membuat 3D Wall Art. Salah satu siswa bernama Kayana Atha dari kelas 12 IPA 3 mengaku membuat lukisan alam dalam tiga dimensi. Dia tertarik masuk kelas ini karena data kuliah ingin ke ITS jurusan Desain Interior. “Insya Alloh mau ke ITS karena saya ingin jadi desainer interior,” katanya.
Rr.Tanti Puspitorini selaku Wakil Kepala Smamda Surabaya Bidang Humas mengatakan dosen mengajar ini merupakan rangkaian dari acara Smamda Surabaya Edufair 2024. Edufair ini merupakan agenda tahunan yang digelar sekolah itu.
“Jadi edufair bukan sekadar pameran kampus atau perguruan tinggi. Tapi juga dilengkapi dengan paparan dari dosen langsung agar anak-anak itu bisa langsung tahu apa yang mereka tuju saat pamerannya,” kata Tanti.
“Kita hadirkan 14 dosen dan 3 admisi dari beberapa perguruan tinggi mitra. Mereka memberikan kuliah untuk anak-anak ini sesuai peminatannya,” tukasnya.
Peminatan siswa itu sudah dilakukan sebelumnya oleh pihak sekolah. Di mana siswa diwajibkan mengisi google form peminatan apa yang sesuai dengan passion dan kemampuan. “Mereka memilih. Setelah memilih kami kelompokkan lagi menjadi beberapa dan mereka memilih kembali,” tutur Tanti.
Dengan cara ini, siswa semakin paham dan tahu bagaimana mereka bisa menembus jurusan di perguruan tinggi yang diinginkan. “Agar mereka tidak salah jurusan,” ungkapnya. ril/lis