SURABAYA | duta.co – Sebanyak 70 orang siswa dan siswi mengikuti kegiatan “Sosialisasi dan Edukasi Dini Pemanfaatan Potensi Flora yang Mudah Ditemukan di Sekitar Lingkungan Rumah Tangga dalam Mengendalikan Vektor Lalat Pengganggu”.
Kegiatan ini dilaksanakan Senin (2/9/2024) di SD Darul Ulum Kebonsari, Surabaya.

Sosialisasi ini merupakan bagian dari agenda rutin pengabdian masyarakat dalam program ENIMAS yang dilaksanakan dosen-dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (FKH UWKS).

Tim pengabian masyarakat diketuai drh Marek Yohana MVet dan beranggotakan Dr drh Eko Prasetyo Nugroho dan drh Puput Ade Wahyuningtyas .

Dikatakan drh Marek, tujuan dilakukannya sosialisasi ini adalah untuk memberikan pengetahuan secara dini kepada anak-anak mengenai penanan dan potensi lalat pengganggu sebagai vektor penyakit.

“Sosialisasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan diri serta lingkungan sekitar,” ujarnya.

Kepala Sekolah SD Darul Ulum, Lutfi Effendy SPd. menyambut baik kegiatan sosialisasi ini. Dikatakannya kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini merupakan kali pertama dilakukan di sekolahnya.

Dia mengaku sangat senang dan siswa terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan ini.. “Hal seperti ini kami harapkan bukan hanya sekali namun dapat terjalin kolaborasi secara berkelanjutan ke depannya, sehingga anak-anak kami bisa mendapat transfer ilmu di luar dari guru-gurunya,” tambahnya.

Rangkaian kegiatan sosialisasi ini diawali oleh paparan yang disampaikan drh Marek kepada siswa siswi kelas 6 di SD Darul Ulum. Dalam paparannya drh Marek menyampaikan peranan lalat dalam dunia kesehatan juga potensinya sebagai vektor penyakit.

“Bagaimanapun lalat sebagai serangga juga memiliki peranan penting dalam membentuk kompos yaitu mengurai sampah-sampah organik” tuturnya.

Dalam kondisi tertentu, drh Marek menyampaikan bahwa populasi lalat yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan kepada manusia dan berpotensi menyebarkan agen penyakit. Sehingga pengendalian terhadap populasi lalat yang tinggi diperlukan.

Pengendalian terhadap hama selama ini menggunakan bahan kimiawi, sehingga dapat menimbulkan efek negatif seperti keracunan insektisida. Dalam sosialisasi ini tim dosen FKH UWKS juga mendemonstrasikan pembuatan alat sederhana dengan bahan yang mudah ditemukan di rumah yang dapat mengendalikan populasi lalat. Alat yang dibuat antara lain adalah lilin aroma terapi, repelen kantung plastik, dan jebakan lalat dengan bahan cuka apel.

Acara  kegiatan Pengabdian Masyarakat ENIMAS FKH UWKS Mengenal Lalat Pengganggu dan Pengendalian Sederhana pada siswa SD. DUTA/ist
Lilin aromaterapi terbuat dari bahan dasar lilin yang dicairkan dan dicampur oleh aroma-aroma tertentu seperti lavender, serai, kopi atau pengharum lainnya. Aroma tersebut tidak disukai oleh lalat sehingga area yang dipasang dengan lilin tersebut dijauhi oleh lalat. Kantung plastik transparan yang berisi air dan diberi koin ternyata dapat mengusir lalat, karena cahaya yang dipantulkan dari kantung tersebut dapat membingungkan lalat sehingga lalat cenderung menjauh dari tempat yang terdapat kantung berisi air tersebut. Jebakan lalat juga dapat dibuat dengan cara mencampurkan cuka apel dengan air lalu ditambah gula pasir dan sabun cair dalam wadah khusus. Campuran tersebut dapat menarik lalat untuk mendekat dan lalat akan terjebak dalam perangkap tersebut.

Penerapan dari alat-alat sederhana ini dalam kehidupan sehari-hari dari siswa SD Darul Ulum diharapkan dapat dilakukan. Pengetahuan yang mereka dapatkan dari sosialisasi ini juga dapat meningkatkan kesadaran para siswa dalam mengendalikan populasi lalat di lingkungan sekitar mereka.

Di akhir kegiatan sosialisasi ini, drh Marek berpesan kepada para siswa bahwa sebagai generasi muda kita harus menyadari betapa pentingnya kebersihan dan dampak yang dapat ditimbulkan dari keberadaan lalat pengganggu yang ada di sekitar kita. ril/lis

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry