JOMBANG | duta.co — Tangis haru iringi kemunduran Abah Warsubi sebagai Kepala Desa (Kades). Jumat (9/8/2024) malam, Warsubi datang ke Kantor Desa Mojokrapak bersama istri tercinta untuk menghadiri acara musyawarah desa. Dengan mengenakan baju batik berwarna oranye cerah yang senada dengan sang istri, kedatangannya disambut antusiasme warga desa yang sudah lebih dulu berkumpul di joglo Balai Desa Mojokrapak.
Tak ada sekat antara dirinya dan warga. Semua bersalaman satu persatu, tanpa terkecuali. Sebelum kemudian Warsubi mengumumkan kemunduran dirinya sebagai Kepala Desa (Kades) Mojokrapak. “Saya jadi kepala desa Mojokrapak dari tanggal 5 Agustus 2007. Hari ini 9 Agustus 2024, hari Jumat Pon, saya menyatakan diri untuk mundur dari jabatan saya sebagai Kades Mojokrapak,” tegasnya dengan mata berkaca-kaca.
Warsubi pun meminta maaf kepada warga atas kesalahan yang dilakukan baik sengaja maupun tidak selama dia menjadi Kades Mojokrapak. “Selanjutnya semoga warga desa Mojokrapak bisa terus kompak seperti sebelumnya serta dapat melanjutkan program pembangunan desa dengan solid,” lanjut Warsubi.
Bukan perjalanana pendek. 17 tahun lamanya, tentu saja, selama rentang waktu tersebut ada banyak kenangan yang tercipta. Warga pun ikut berkaca-kaca, haru. “Dari tahun 2007 Abah memimpin Desa Mojokrapak, nggak ada jeleknya. Abah dan Ibu tidak pernah menolak memberikan bantuan saat warga membutuhkan. Bahkan malam pun dibukakan pintu,” ujar Yayuk, warga dusun Gondang, desa Mojokrapak, kecamatan Tembelang.
Benar, sahut Anthony Robbins, seorang penulis Amerika. Ia dalam bukunya mengatakan “Pemimpin menghabiskan 5% waktu mereka untuk mengatasi masalah dan 95% waktunya pada pemberian solusi.”
Seperti H Warsubi yang selama 17 tahun memimpin desa Mojokrapak, selama itu pula masyarakat mencintainya sebagai pemimpin yang bijak dan peduli dengan persoalan-persoalan warganya.
Yayuk sesekali mengusap air matanya ketika bertutur. Ia mengaku berat atas pengunduran diri Warsubi sebagai Kades. Tapi, ia merasa orang sebaik Warsubi memang sudah saatnya menerima amanah yang lebih besar untuk kemaslahatan.
Agus Santoso, Camat Tembelang yang hadir dalam acara tersebut turut membenarkan. Kepimimpinan Warsubi selama ini tidak hanya dirasakan masyarakat Mojokrapak. Dirinya sebagai Camat pun merasa terbantu. “Ada satu moment yang selalu saya ingat. Sebagai orang terpandang, Pak Warsubi ini tidak pernah merasa dirinya tinggi. Kalau ada apa-apa selalu disampaikan kepada saya dengan hormat. Artinya Meskipun beliau punya posisi, beliau adalah orang yang menghormati pimpinannya,” ujar Agus.
Kegiatan-kegiatan Kecamatan Tembelang berjalan lancar salah satunya karena Warsubi yang dengan ringan tangan membantu terwujudnya beberapa program. “Saya jadi saksi dulu beliau (Warsubi.Red) jadi staf di Kantor Kecamatan. Kemana-mana masih naik Honda (Motor.Red). Beliau tidak pernah berubah. Sama persis seperti sekarang. Meskipun sekarang sudah sukses dan terpandang, ia tetap rendah hati,” urai
Dalam pandangan Agus, meski sudah menyampaikan pengunduran dirinya, Agus mengatakan akan meneruskan ini ke Penanggung Jawab Bupati Jombang terlebih dahulu agar terbit SK-nya, baru pengunduran dirinya akan sah. Karena itu Warsubi masih harus menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai kepala desa sampai SK diturunkan.
Usai berpamitan secara formal, Warsubi dan istri kemudian berpamitan langsung pada warga yang hadir seraya meminta maaf kembali secara personal dengan berjabatan tangan dan memeluk satu per satu warga.
Tangis haru tidak bisa dibendung, sebagian warga bahkan menangis sesenggukan ketika bersalaman dengan Warsubi dan Istri. Mereka merasa kehilangan pemimpin yang mereka cintai selama ini.
“Semoga Abah dilindungi Allah, segala niat baiknya dilancarkan. Abah orang baik. Selama ini Abah bukan hanya membantu kami menuntaskan permasalahan yang muncul tapi juga membimbing kami menjadi masyarakat desa yang produktif dan berdaya guna. Kami akan selalu mendukung Abah meski sudah tidak lagi jadi Kades Mojokrapak,” ungkap Krisnawati, salah satu warga dusun Plembon, desa Mojokrapak.
Agaknya benar apa yang disampaikan John Maxwell, orator dan penulis asal Amerika yang mengatakan, “Pemimpin menjadi hebat bukan karena kekuatannya, tetapi karena kemampuannya untuk memberdayakan orang lain dan membimbing mereka.” Semoga langkah berikutnya lebih dimudahkan oleh Allah SWT. Amien. (nzm)