SURABAYA | duta.co – Kisah unik KH Luthfi Bashori Alwi (Gus Luthfi) bertemu Habib Rizieq Shihab ditulis di facebook (FB), Jumat (23/11/2018). Pertama, soal ejaan Habib Rizieq yang ditulis dengan H4B1B R1Z1Q, menunggunakan angka 4 dan 1. Kedua, soal bumbu gado-gado untuk mengenang masa lalunya.

“Saya sengaja menulis nama H4B1B R1Z1Q dengan model tulisan seperti ini, tujuannya untuk menghindari suspend dari pihak FB,” begitu alasan Gus Luthfi.

“Saya juga tidak akan memasang foto beliau, tentunya dengan alasan yang sama. Saat ini, tampaknya FB kurang bersahabat dengan segala hal yang langsung terkait dengan sang H4bib. (untuk berikutnya saya akan memanggil sang H4bib, agar tidak terbaca oleh sistem otomatis FB hingga mudah diblokir),” jelasnya lagi.

Gus Luthfi bercerita, sekitar pulul 21.00 saya bersama Hb. Zen Ba’abud, yang saat itu kebetulan juga kami bertemu salah satu kakak kelas saya saat dulu masih belajar di Makkah, beliau adalah Hb. Hamid bin Abdullah Alkaaf, asal Tegal yang saat ini menjadi warga Jakarta.

“Kami bertiga diantarkan ke rumah sang H4bib oleh Hb. Abdillah Assegaf salah satu santri senior Abuya Sayyid Ahmad Almaliki dan masih menetap di pesantren,” tulisnya.

Tak Kuasa Menanhan Tanya

Sesampai di depan rumah sang H4bib, ujarnya, saya melihat bagian dinding pagar, ternyata sama seperti apa yang tampak dalam foto yang sempat viral dengan kasus fitnah terbaru yang menimpa sang H4bib sebagai anggota ISIS.

“Sebagai seorang kawan yang usianya tidak terpaut jauh, sama-sama kelahiran 1965, saya jadi teringat di awwal perkenalan saya bersama sang H4bib, sekitar tahun 1988, saat itu sama-sama belajar di Arab Saudi,” demikian Gus Luthfi.

Bedanya, ia belajar di pesantren Makkah, sedangkan Habib Rizieq belajar di universitas Riyadh. Jika ada waktu libur panjang bagi para mahasiswa, biasanya hingga 2 atau 3 bulan, maka sang H4bib selalu memanfaatkan waktu liburannya itu untuk ikut bergabung di pesantren Makkah yang di asuh oleh Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki Alhasani.

“Sangat kebetulan di masa itu ada seorang santri yang terhitung baru, bernama Hb. Muhsin bin Alwi Alatas, yang tiada lain adalah pamannya sang H4bib dari jalur ibu, atau adik kandung dari ibunya sang H4bib,” kenangnya.

Sebagai murid baru, walaupun usianya juga sama dengan sang H4bib, maka Hb. Muhsin Alatas memintanya membantu memahami pelajaran kelas yang beliau banyak ketinggalan. “Barangkali lebih mudah diistilahkan bahwa saya adalah guru privatnya Hb. Muhsin Alatas, sekaligus jadi kawan akrabnya.”

Dari situlah asal mula, mengapa Gus Luthfi bisa jadi kawan akrab sang H4bib, karena setiap kali sang H4bib datang ke Makkah dan menemui pamannya, maka Hb. Muhsin Alatas selalu mengajaknya untuk ikut menemui dan ngobrol bersama sang H4bib.

Di masa itu, hampir semua kawan mengetahui kalau Gus Luthfi termasuk santri Abuya yang paling akrab dengan sang H4bib. “Saya juga sering membuatkan suguhan ringan untuk sang H4bib, misalnya membuatkan agar-agar, menggoreng ote-ote (weci/kue sayur), memasakkan mie, bikin telor goreng, dan lain sebagainya, karena bagaimanapun keberadaan sang H4bib, di samping ikut mengaji kitab di majelis asuhan Abuya Almaliki, namun tetap saya perlakukan juga sebagai seorang tamu,” jelasnya.

Nostalgia Masa Lalu

Jadi, baginya saat itu, dalam memperlakukan sang H4bib ini, ada nilai sebagai tamu sekaligus sebagai kawan akrab dan teman ngobrol. Memori masa lampau itulah yang tiba-tiba muncul saat mereka menunggu dibukakan pintu rumah Habib Rizieq. “Begitu berjumpa, maka kamipun saling berangkulan karena sama-sama rindu bertemu sahabat lama,” jelasnya.

Gus Luthfi terus memperhatikan wajah Habib Rizieq yang tampak berseri-seri, hingga tangannya digenggam diajak berjalan menuju tempat duduknya, dan memintanya duduk bersebelahan dengannya. Di sisi lain, dipersilahkan  juga Hb. Hamid Alkaaf untuk diminta duduk di sebelah lainnya.

Gus Luthfi tak kuasa menahan tanya: “Ya Habib, kalau boleh saya tanya, apa antum gak rindu Indonesia, tanah air kita?”. Habib Rizieq kontan menjawab: “Ya tentu saja saya sangat rindu tanah air.”

“Kalau antum rindu tanah air, ini saya bawakan bumbu Gado-gado, hadiah khusus untuk mengobati kerinduan antum..!” tambah Gus Luthfi sambil menyodorkan sebungkus bumbu gado-gado yang sudah saya persiapkan dari rumah.

Maka, mereka pun mulai bernostalgia sebagaimana dulu saat kami berkumpul di Rushaifah. Habib Rizieq lalu menyampaikan: “Amma Ustadz Luthfi hadzaa, maa qasshar … !” (Kalau Ustadz Luthfi ini sejak dulu nggak pernah mengurangi (kehormatan/kesetiaan) sama sekali).

Mereka pun berbincang sampai larut malam, hingga sekitar jam 23.30. Pembicaraan mulai dari pembahasan nostalgia pengalaman di masa lampau, juga bagaimana kondisi di awwal merintis perjuangan sepulang ke tanah air, hingga problematika perjuangan dakwah di saat ini.

Begitu berdiri pamitan, Habib Rizieq mengatakan. “Insyaallah sepulang antum ini, ana mau rekaman klarifikasi seputar tuduhan fitnah bendera ISIS yang pasang di rumah ana,” jelas Habib Rizieq. (fb)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry