Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati saat melihat hasil inovasi mahasiswa Poltek Angkatan Darat di ajang Vokasiland Road to Harteknas 2022 yang digelar di Grand City Mall Surabaya, Kamis (28/7/2022). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Pendidikan vokasi sebagai pendidikan alternatif untuk mendongkrak daya saing ekonomi.

Selain itu, pendidikan vokasi yang menekankan pada pola keahlian dan keterampilan itu untuk menjawab kebutuhan sosial dan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan dengan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati saat membuka ajang Vokasiland Road to Harteknas 2022 yang digelar di Grand City Mall Surabaya, Kamis (28/7/2022).

Di ajang yang digelar Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) hingga Minggu (31/7/2022) itu, Kiki mengatakan, Mahakarya Vokasi melalui VokasiLand menampilkan berbagai produk-produk inovasi teknologi. Ini menunjukkan bahwa satuan-satuan pendidikan vokasi baik SMK maupun perguruan tinggi sesungguhnya sudah mengacu pada perkembangan industri 4.0.

“Salah satu arah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) kita ke depan adalah manusia-manusia pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil serta mampu dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,“ kata Kiki.

Kiki berharap, kegiatan-kegiatan serupa akan lebih banyak lagi bisa dilakukan untuk lebih memacu kreativitas dan inovasi dari para siswa di satuan-satuan pendidikan vokasi. Sehingga peran pendidikan vokasi dalam meningkatkan daya saing bangsa bisa terwujud melalui berbagai produk-produk inovasi yang lebih mutakhir dan unggul.

Kiki mencontohkan, pengembangan teknologi mobil listrik karya Politeknik Negeri Jember yang mampu menjawab tantangan teknologi kendaraan masa depan yang lebih ramah lingkungan.

“Produk-produknya juga ditampilkan selaras dengan perkembangan industri 4.0 dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat melalui berbagai inovasi-inovasi teknologi yang dihasilkan,” kata Kiki.

Sementara untuk pameran produk Mahakarya Vokasi, akan menampilkan 20 produk-produk inovasi teknologi karya satuan pendidikan vokasi, mulai dari SMK hingga perguruan tinggi yang selama ini belum banyak diketahui oleh masyarakat secara luas. Padahal, produk-produk tersebut merupakan hasil karya inovasi satuan pendidikan vokasi yang berkolaborasi dengan industri, serta mampu menjawab tantangan kebutuhan masyarakat.

Sejumlah produk yang akan tampil dalam pameran tersebut di antaranya adalah ShipSimulator karya BMTI Cimahi, rompi anti peluru dan ban tanpa angin karya Politeknik Negeri Angkatan Darat, Sepeda Motor Trail Cassa dan Sepeda Gas (SMK Nasional Malang), Mobil Listrik (Politeknik Negeri Jember), serta berbagai produk-produk inovasi lainnya yang tidak kalah menarik.

Pameran produk-produk karya vokasi ini akan dikemas dalam dua versi, yakni pameran produk secara langsung yang bisa dinikmati oleh para pengunjung di area pameran. Serta pameran digital dengan tema VokasiLand yang merupakan hasil kolaborasi antara SMK Raden Umar Said, Kudus, Politeknik Negeri Batam serta Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Jawa Barat.

Melalui VokasiLand para pengunjung akan diajak menjelajahi keindahan Indonesia dan menemukan harta karun berupa produk-produk karya siswa dari satuan pendidikan vokasi secara digital melalui teknologi virtual reality (VR), di mana proses kreatif untuk animasinya dikerjakan oleh SMK RUS Kudus, sementara proses VRnya dikerjakan oleh mahasiswa Politeknik Negeri Batam.

Salah satu tim developer Mahakarya Vokasi dari Politeknik Negeri Batam, Bagas Eka mengaku senang bisa terlibat dalam berkolaborasi bersama SMK RUS dalam proyek Mahakarya Vokasi tersebut. Dari proyek kolaborasi ini, Bagas mengaku bisa mempelajari ilmu baru yang belum diketahui sebelumnya, misalnya seperti bagaimana cara membuat animasi untuk aplikasi simulasi.

“Saya berharap kolaborasi- kolaborasi seperti ini akan selalu ada. Karena akan ada selalu hal baru yang kami dapat. Wawasan baru juga. Karena bisa saja, yang selama ini kami anggap sudah bagus, sudah oke ternyata ada yang lebih oke lagi. Sehingga kami selalu tertantang untuk terus berinovasi.” kata Bagas.

Senada dengan Bagas, Nadia dari SMK RUS Kudus juga mengaku mendapatkan banyak ilmu baru dari kolaborasi yang dilakukan dalam kegiatan Mahakarya Vokasi tersebut.

“Kami jadi dapat pelajaran tentang bagaimana membangun komunikasi secara nyata yang mungkin tidak ada di buku-buku pelajaran,” katanya. ril/end