KEDIRI| duta.co -Pernyataan menarik disampaikan Gubernur Jawa Timur, H. Soekarwo saat dikonfirmasi terkait maraknya kasus penambangan ilegal dan kasus penebangan kayu di lahan milik PTPN XII Ngrangkah Pawon.
“Nanti saya tunggu laporan kepala daerah. Apakah isinya sirtu atau ada kandungan pasir besi. Semua ini harus dijelaskan dalam isian blangko perizinan. Jika tidak, saya nanti yang kena jeratan hukum,” jelas Pakde Karwo, dikonfirmasi Senin (5/2) di Ponpes Al – Amin Ngasinan Kota Kediri.
Ditemui usai menemui sejumlah ulama di Kediri, Gubernur Jawa Timur menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan 20 orang tenaga ahli geologi dari Universitas Gajah Mada (UGM) untuk melakukan pemeriksaan atas penambangan mineral.
“Nanti biar kepala daerah yang melaporkan, kemudian kami mengecek tambang dilakukan tim tenaga ahli dari UGM,” jelas Pakde.
Semua ini harus dilakukan, agar mengetahui kandungan dari penambangan tersebut. Karena selama ini, kata Pakde Karwo, seperti kasus di Blitar akhirnya dirinya harus berkirim surat untuk dilakukan penutupan.
“Ternyata disana bukan sirtu (pasir batu, red), namun terdapat kandungan pasir besinya,” ungkapnya.
Terkait aksi penambangan hutan kasusnya kini ditangani Polda Jatim dan Polres Kediri, Gubernur Jatim menunggu laporan resmi dari Bupati Kediri atas permasalahan ini.
“Bila memang terbukti berdalih melakukan penambangan dan ternyata yang diisi tidak sesuai dengan blangko pengajuan ijin, jangan sampai saya yang malah dihukum,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, pihak PTPN XII telah melaporkan PT. Empat Pilar Anugerah Sejahtera (EPAS), diklaim telah mengantongi izin dari Gubernur Jatim. Penebangan kayu pun dilakukan dan sejumlah tempat milik pihak PTPN telah dipasangi patok.
“Kami menunggu saja hasil penyidikan pihak Kepolisian baik dari Polda Jatim maupun Polres Kediri atas laporan yang telah kami sampaikan,” jelas Manager PTPN XII, Yudi Kristanto saat dikonfirmasi Senin siang. (nng)
