Spanduk dan meme siluman yang menyerang Khofifah-Emil bertebaran. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Blackcampaign (kampanye hitam) dengan menghina, memfitnah, mengadu domba, menghasut atau menyebarkan berita bohong, mestinya dijauhi. Tetapi, itulah yang terjadi mendekati Pilgub Jatim 2018 yang tinggal hitungan hari.

“Ada spanduk ‘Kabeh Sedulur Kabeh Makmur’, sudah jelas siapa pemiliknya. Tetapi, ironisnya, isi spanduk itu merusak citra Khofifah-Emil. Spanduk sudah bertebaran di mana-mana, ini modus kampungan,” jelas H Ali Azhar, SH alias Gus Ali relawan Khofifah-Emil kepada duta.co, Rabu (13/6/2018).

Setelah spanduk berhasil diprotoli relawan, lanjut Gus Ali, muncul dalam bentuk meme melalui media sosial. Lagi-lagi yang membuat orang luar, ingin merusak barisan Khofifah-Emil yang soliditasnya membuat mereka iri. “Mereka gunakan politik tahun 70-an. Kampanye hitam sengaja mereka buat untuk merusak pasangan Khofifah-Emil,” tegasnya.

Masih menurut Gus Ali, untuk spanduk fitnah, konon Panwaslu sudah mendapati siapa pelakunya. Masalahnya: Apakah lembaga ini punya daya gebrak atau tidak. “Buktinya, baliho yang jelas-jelas memasang gambar paslon saja, gagal diturunkan karena dihadang masa partai. Ironis sekali, tetapi inilah kenyataan,” tegasnya.

Belakangan ada politisi yang sibuk memisahkan Khofifah dengan Jokowi, ini menyusul dukungan kuat arus bawah ke Khofifah dari mereka yang, notabene pendukung Presiden Jokowi. “Lalu dimunculkanlah meme yang menggambarkan dukungan Habib Rizieq dan Amien Rais. Karena keduanya merupakan rival politik Presiden Jokowi. Padahal, semua orang tahu, ke mana dukungan partai-partai yang anti Presiden Jokowi itu,” tegasnya.

Achmad Zaenal Efendi, koordinator Sedulur Rikho (Relawan Ibu Khofifah) (FT/duta.co)

Sementara, para pendukung Presiden Jokowi sudah tumplek blek mendukung Khofifah-Emil. Hal itu pernah disampaikan Achmad Zaenal Efendi, koordinator Sedulur Rikho (Relawan Ibu Khofifah) kepada duta.co. “Kami bukan hanya bangga menjadi bagian dari barisan Khofifah, tetapi merasa terhormat dapat mengawal dia dalam Pilgub Jatim seperti mengawal Jokowi saat Pilpres 2014 silam. Bagi kami, Khofifah adalah Jokowi, dan Jokowi adalah Khofifah,” demikian Zaenal Efendi . (mky)