MOJOKERTO | duta.co – Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita bersama Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur Muhammad Gunawan Saleh meresmikan Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Batik Maja Barama Wastra yang berlokasi di Jalan Kedungsari, Kota Mojokerto, Rabu (7/2/2024).
Dalam kesempatan ini Reni Yunita menyampaikan, Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra menjadi merupakan sentra IKM Batik yang memiliki fasilitas lengkap diantara 201 sentra IKM Batik yang tersebar di 11 provinsi se-Indonesia.
“Harapan kami bangunan fisik yang sudah dibangun ini menjadi contoh sentra ikm batik lainnya di Indonesia. Bahwa sentra batik itu seperti yang dibangun di Kota Mojokerto,” jelasnya.
Reni Yunita menyampaikan, storytelling sebagai cara untuk menghilangkan batik printing sedikit demi sedikit.
“Kami berpesan di Sentra IKM batik ini tolong kurasinya lebih ketat lagi dengan hanya menampilkan batik cap maupun batik tulis,” pesannya
Dengan dibangunnya sentra IKM Batik, Reni mengingatkan tentang pemasaran batik khususnya kepada generasi muda.
“Bagaiman fasilitas yang sudah ada ini kita optimalkan, sehingga harapannya bisa menciptakan generasi muda agar lebih menekuni bidang usaha batik dan sentra ikm lebih berkembang,” tegasnya.
Sementara itu, Ali Kuncoro atas nama Pemerintah Kota Mojokerto menyampaikan terimakasihnya atas dukungan dari Kemenperin untuk pembangunan Sentra IKM Batik Di Kota Mojokerto.
“Maja Bharama Wastra memiliki arti sebuah kain yang cantik, indah, elok yang berasal dari Majapahit,” jelasnya.
Dengan berdirinya sentra IKM Batik di lahan seluas 5300 m² sosok yang akrab disapa Mas Pj ini berharap nantinya akan mampu menjadi pengungkit perekonomian yang ada di Kota Mojokerto.
“Sentra IKM Batik ini semoga bisa menjadi sebuah semangat bagi kita, bagaimana perekonomian di kota Mojokerto khususnya dalam industri batik bisa tumbuh, berkembang, dan bisa bersaing tidak saja secara regional tetapi mampu secara nasional maupun global,” harapnya.
Ia menambahkan bahwa sebuah batik harus memiliki nilai lebih dengan mengembangkan hal-hal kreatif selain menunjukkan ciri khas daerah masing-masing.
“Menurut saya yang menarik dari batik adalah storytelling. Jadi setiap batik itu harus diberi semacam catatan kecil siapa yang membuat, apa ide dasarnya dan darimana itu justru yang akan membikin si pembeli tertarik,” tuturnya
Dalam kesempatan ini juga diserahkan sertifikat untuk para pelaku IKM di Kota Mojokerto diantaranya sertifikat batik cap, sertifikat halal batik, tanda sah capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri, sertifikat halal Rumah Potong Unggas (RPU), serta penobatan Duta Batik Kota Mojokerto 2024. (ywd)