TULUNGAGUNG | duta.co – Mahalnya harga cabai lokal, yakni tembus Rp 120.000 per kg, membuat sebagian konsumen dan pedagang di Tulungagung mulai beralih ke cabai impor yang lebih murah. Cabai impor dari China misalnya dijual Rp 55.000 per kg.

“Tidak semua beralih, namun saat ini tren-nya cabai impor sebagai alternatif pilihan konsumen,” ujar salah satu pedagang besar di Pasar Besar Ngemplak, Tulungagung, Bagiyo, Kamis (16/2).

Dalam kurun sebulan terakhir, Bagiyo mengaku rata-rata bisa menjual cabai impor hingga kisaran 1-2 kuintal per hari. Menurut dia, pedagang yang belanja ke tempatnya rata-rata membeli secara kombinasi, yakni 35 persen belanja cabai impor dan 65 persen sisanya cabai lokal.

“Kadang sebaliknya atau bisa juga separuh cabai impor dan separuh cabai lokal. Itu untuk menyiasati konsumen yang sebagian keberatan dengan harga cabai lokal yang sempat menyentuh harga Rp140 ribu per kilogram,” ujarnya.

Sri Utami, salah satu pedagang eceran yang sedang belanja di pasar Ngemplak mengaku minat pembeli terhadap cabai impor meningkat karena harganya yang jauh lebih murah.

Untuk jenis cabai impor dari China, misalnya, harganya dipatok di kisaran Rp 55.000 per kilogram. Sementara untuk jenis cabai impor dari India sekitar Rp 67.000 per kilogram. “Kalau eceran harganya cabai impor dari India antara Rp 70.000-Rp 75.000 per kilogram, sementara cabai China sekitar Rp 65.000 per kilogramnya,” tuturnya.

Dikatakan Bagiyo, peredaran cabai impor sudah berlangsung lama. Menurut dia, tidak hanya saat harga cabai lokal melambung tinggi seperti sekarang, pasokan komoditas dari luar negeri tersebut juga ada saat harga cabai lokal turun.

“Bedanya saat ini permintaan meningkat karena harganya yang jauh lebih murah. Cuma teknik pengolahannya memang sedikit berbeda, karena produknya yang dalam bentuk kering sehingga untuk memasak harus direbus dulu baru diolah sebagai bumbu dapur,” ujarnya.

Kabag Humas Pemkab Tulungagung Sudarmaji mengaku peredaran cabai impor tidak bisa dihindari. “Kebanyakan pasokan cabai ini berasal dari Cirebon, dan selama ada izin impornya kita tidak bisa melarang penjualan komoditas sayuran ini,” ujarnya. ntr, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry