Tampak peserta pelatihan Mapel Matematika tingkat SMP/MTs hasil kerjasama YDSF Surabaya dan PC LP Maarif NU Lamongan sedang menerima cindera mata. (FT/IST)

LP MAARIF NU LAMONGAN BERSAMA YDSF RINTIS SMP/MTS UNGGULAN

Tampak pemberian hadiah untuk peserta pelatihan Mapel Matematika tingkat SMP/MTs hasil kerjasama YDSF Surabaya dan PC LP Maarif NU Lamongan yang berprestasi. (FT/IST)

Setelah mengikuti pelatihan khusus, hasil kerja sama dengan Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YSDF) dan KPI, 45 satuan pendidikan jenjang menengah pertama diharapkan mampu memompa kualitas pendidikan di lingkungan maarif. Lembaga pendidikan milik NU ini memasang target 10 tahun bisa mengungguli sekolah pemerintah.

Oleh: Dr Abd Ghofur MPd**

Nasrullah, guru MTs Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran berjalan tergesa-gesa usai memparkir sepeda motornya. Ia harus menempuh jarak 48 km dengan durasi waktu sekitar dua jam agar bisa sampai ke STKIP PGRI Lamongan. Dia merupakan satu di antara 45 guru matematika di lingkungan Maarif NU yang terpilih dalam program tersebut. Walaupun telah menempuh jarak yang jauh, tak sedikit pun terlihat raut lelah di wajahnya.

“Tetap semangat Mas, demi kemajuan lembaga dan upaya memberikan kualitas pembelajaran terbaik untuk siswa,” ujarnya sambil berlalu memasuki ruang pelatihan.

Pelatihan mata pelajaran matematika itu merupakan satu di antara ratusan program yang dilaksanakan oleh PC LP Maarif NU Lamongan bersama YDSF dan KPI. Kerja sama yang dilakukan sejak Juli 2006 itu telah mengubah wajah pendidikan di lingkungan Maarif NU Lamongan menjadi diperhitungkan.

Beberapa program yang telah terlaksana mengacu pada peningkatan mutu pembelajaran maupun manajemen dan tata kelola kelembagaan bersama YDSF dan KPI pula, Maarif NU Lamongan telah mempunyai 10 SD/MI unggulan. Kesepuluh sekolah itu terus berkembang menjadi rujukan, baik proses pembelajarnnya, pengelolaan administrasinya, maupun lainnya.

TINGKATKAN MUTU: Diklat guru SD S1+ Angkatan XI bekerja sama dengan KPI dan Unesa Surabaya, yang dibiayai YDSF. (FT/IST)

Satuan pendidikan yang dikelola Maarif NU Lamongan memang tergolong sangat banyak. Tercatat ada 668 satuan pendidikan di semua jenjang. Rinciannya, 397 lembaga jenjang MI/SD, 170 lembaga jenjang SMP/MTs, dan 101 lembaga jenjang SMA/MA/SMK. Besarnya lembaga pendidikan Maarif NU ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran nahdliyin sangat tinggi untuk ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh sebab itu, kualitas penyelenggaraan pendidikannya harus selalu dikembangkan dan ditingkatkan agar bisa menghasilkan ouput yang unggul dan religius.

“Satuan pendidikan Maarif NU harus terus berkualitas dan berkembang jauh melebihi sekolah swasta lainnya. Harapannya dalam kurun waktu 10 tahun yang akan datang bisa setara bahkan lebih unggul melebihi sekolah yang dikelola negara,” pesan Husen Sag MPd, ketua PC LP Maarif NU Lamongan.

Pelatihan guru mata pelajaran matematika jenjang SMP/MTs itu didesain sebagai langkah awal untuk mengembangkan SMP/MTs Maarif NU unggulan. Sebanyak 45 guru yang telah dilatih diharapkan menjadi motor penggerak di lembaganya masing-masing.

Berbagai pengalaman yang diperoleh juga bisa dijadikan sarana meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika. Sehingga, rekan guru lainnya akan bisa belajar dan mengadopsi nilai-nilai positif agar bisa diimplementasikan mata pelajaran yang lain.

Memiliki sekolah unggulan pada jenjang SMP/MTs memang target yang realistis. Apalagi Maarif NU Lamongan sebagai pengelola pendidikan terbesar di negeri ini. Sehingga, sekolah kebanggan warga nahdliyin tersebut tentu sangat layak menjadi lembaga percontohan. Maarif NU meyakini bahwa kualitas pendidikan bisa tercapai dimulai dari adanya guru yang bermutu dan professional.

“Kurikulum boleh berubah berkali-kali, namun kualitas dan kompetensi guru tetap nomor satu,” sambung Husen mencoba menjelaskan betapa peran guru sangat penting dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang unggul.

Antusias guru sangat tinggi dalam upaya menjadikan lembaga pendidikannya berkualitas dan unggul. Mereka segera membentuk musyawarah kerja guru mata pelajaran (MGMP) untuk mendiskusikan berbagai hal dalam perannya menjadikan matematika sebagai pelajaran yang asyik dan mudah.

Harapannya, kelompok guru matematika ini bisa memfasilitasi dan mengedukasi guru matematika di lembaga pendidikan lain. Mulai telaah kurikulum, bedah standar kompetensi lulusan untuk Ujian Nasional (UN), bahkan kalau diperlukan membuat media pembelajaran secara mandiri.

“Saya sangat bangga bisa ikut terlibat dalam program ini, pelatihannya asyik dan menyenangkan. Mengajar matematika tak lagi sulit dan monoton, harapannya siswa pun bisa mempelajarinya dengan mudah dan tanpa dihantui perasaan sulit,” ungkap Muslikh SPd, guru MTs Miftahul Ulum Timbuhan Sarirejo.

Banyak ilmu dan pengalaman baru, lanjut Muslikh, yang dia peroleh dari kegiatan ini. “Semoga menambah spirit untuk mengimplementasikannya di lembaga masing-masing, sehingga bisa lebih unggul dan berkualitas,” pungkasnya.*

* Penulis adalah Pengurus PC LP Maarif NU Lamongan, peneliti Indonesian Consortium for Religius Studies dan Dosen di STKIP PGRI Lamongan.

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry