SEMARANG | duta.co – Mesti dilaporkan Bawaslu, Prabowo tetap jumatan di masjid Agung Kauman Semarang. Hebatnya, Probowo justru menghindari media. Sudah diduga Prabowo bakal dapat peluang liputan media yang sangat besar.

Banyak wartawan yang menunggunya di Masjid Kauman. Beberapa stasiun televisi nasional juga sudah bersiap untuk liputan live.

“Tapi, Pak Prabowo memilih menghindar. Wartawan kecele,” celetuk para jamaah, Jumat (15/2/2019).

Betapa tidak, ia masuk lewat pintu samping untuk menghindari kerumunan jamaah, di samping tentu, supaya tidak melompati pundak jamaah. Begitu masuk masjid Prabowo langsung tahiyyatal masjid dua rakaat.

Kedatangannya menarik perhatian sebagian jamaah. Beberapa orang mengarahkan kamera ponselnya ke arah Prabowo. Bilal di samping mimbar sudah bersiap mengumandangkan azan kedua. Beberapa takmir yang melihat kehadiran Prabowo bergegas menjemput, mempersilakan Prabowo pindah ke shaf depan.

Prabowo enggan, tidak elok, datang belakangan kok duduk di depan. Tapi takmir tetap mempersilakan Prabowo bergeser. Akhirnya Prabowo terpaksa geser pindah ke shaf depan. Ia salat lagi dua rakaat (qobla jumah) setelah kumandang azan kedua. Kemudian ia dengan khusyuk mendengarkan khutbah.

Sang khatib Dr H Abdul Halim menjelaskan bahwa Islam melihat perbedaan bukan sebagai bencana tapi sebagai rahmat dan berkat. Alquran surat Al-Hujurat ayat ke-13 menjelaskan bahwa manusia sudah diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.

Perbedaan itu bukan untuk saling bermusuhan, tapi untuk saling mengenal. “Yang terbaik di antara semuanya adalah mereka yang paling bertakwa,” ujar khatib.

Usai salat Prabowo tidak menunggu lama dan langsung bergegas meninggalkan masjid.
Puluhan jamaah mengikutinya dan berdesakan mengerumuninya. Beberapa orang meneriakkan takbir. Prabowo melayani salaman dan selfi sambil tetap bergegas menuju mobil.

“Sayang sekali saya gak bisa selfi,” kata seorang jamaah asal Semarang. Ia mengaku sudah menunggu sejak pagi untuk bisa bersalaman dan berfoto bersama Prabowo.

Kehadiran Prabowo singkat tapi impaknya masif. Kalau selama ini ada pertanyaan “Prabowo Jumatan dimana” yang juga dijadikan tagar, maka semuanya terjawab sudah. Antusiasme masyarakat Semarang sangat luar biasa untuk bertemu Prabowo. Liputan media juga sangat besar sampai televisi nasional menyiapkan siaran langsung.

Reaksi takmir masjid yang sempat menolak Prabowo justru menjadi berkah. Semula media tidak memberikan perhatian besar tapi kemudian berebut meliput. “Tangan Tuhan telah bekerja,” begitu komentar jamaah.

Padahal, di Garut Jokowi jumatan di masjid kabupaten didampingi gubernur Jabar Ridwan Kamil. Setelah jumatan Jokowi tidak langsung pergi tapi malah bagi-bagi sertifikat tanah.

“Ya! Kreatif sekali presiden kita ini. Bagi-bagi sertifikat tanah tidak cukup di kantor kabupaten ataupun kantor gubernur, bahkan masjid pun dipakai untuk bagi-bagi sertifikat,” begitu kata Dhiman.

Ibarat main bola Jokowi bukan sekadar offside, tapi sudah menggiring bola di luar lapangan dan tidak mempedulikan lagi garis lapangan. Tendang sana tendang sini, tidak peduli aturan yang penting bagaimana caranya bisa bikin gol.

“Pasti banyak alasan kalau disebut Jokowi melakukan kampanye di masjid. Kalau Prabowo bicara lima menit di masjid pasti sudah langsung dilaporkan ke Bawaslu. Itulah bedanya,” tegasnya. (da)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry