Atik Qurrota A’Yunin A, S.KM., M.Kes
Dosen Kesehatan Masyarakat, FKes
Co-founder Jago Preventif
SAAT ini, cara kita menerima dan menyebarkan informasi telah berubah drastis seiring dengan perkembangan era digital. Jika dulu pesan kesehatan disampaikan lewat poster di puskesmas atau iklan layanan masyarakat di televisi, kini promosi kesehatan bisa hadir dalam bentuk yang lebih kreatif, interaktif, dan dekat dengan keseharian masyarakat.
Salah satu tren yang tengah berkembang adalah digital storytelling, yaitu menyampaikan pesan kesehatan lewat narasi yang kuat dan menyentuh, baik melalui film, video pendek, serial web, hingga konten media sosial.
Perubahan ini bukan sekadar soal medium, tetapi juga soal cara bercerita. Generasi muda yang tumbuh bersama media digital lebih tertarik pada konten visual, interaktif, dan penuh emosi. Pesan kesehatan yang dikemas dengan gaya formal atau penuh jargon sering kali dianggap membosankan. Sebaliknya, narasi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari membuat mereka merasa terhubung dan lebih terbuka untuk mendengarkan.
Digital storytelling menjadi kekuatan baru untuk melakukan promosi kesehatan. Cerita mampu menjembatani pesan serius dengan cara yang ringan, menghibur, bahkan menginspirasi. Melalui film pendek, serial web, atau unggahan kreatif di media sosial, edukasi kesehatan bisa hadir tanpa terasa menggurui, melainkan menjadi bagian dari pengalaman hiburan yang akrab dengan keseharian.
Mengapa Storytelling Penting?
Manusia sejak lama adalah makhluk pencerita. Kita lebih mudah mengingat pesan yang dikemas dalam cerita ketimbang deretan data dan angka. Berbagai riset dalam bidang komunikasi kesehatan menunjukkan bahwa narasi personal mampu menggugah emosi, meningkatkan empati, bahkan mengubah perilaku lebih efektif dibandingkan pendekatan instruktif.
Digital storytelling mengambil perannya disini. Narasi yang dikemas dalam medium digital mampu menembus batas ruang dan waktu. Pesannya bisa menyebar luas, diakses kapan saja, dan memberi ruang bagi audiens untuk terhubung secara emosional.
Teori “Narrative Transportation” menyebutkan bahwa saat seseorang larut dalam suatu cerita, ia lebih terbuka terhadap pesan yang dibawa. Sejumlah penelitian juga menemukan bahwa konten berbasis cerita mampu meningkatkan empati, menurunkan resistensi, dan memicu niat untuk mengubah perilaku, misalnya berhenti merokok atau mulai berolahraga. Media digital memperkuat efek ini.
Platform seperti YouTube, Instagram, hingga TikTok memungkinkan pesan kesehatan dikemas dalam format kreatif—video pendek, animasi, podcast, atau film—yang mudah dibagikan dan ditonton ulang. Hasilnya, edukasi kesehatan bisa menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya relatif lebih rendah dibanding kampanye konvensional.
SORE: Istri dari Masa Depan, Lebih dari Sekadar Hiburan
Salah satu praktik baik penerapan digital storytelling adalah web series “SORE: Istri dari Masa Depan” yang kemudian kisahnya juga diangkat menjadi film layar lebar. Film ini bukan sekadar drama romantis, tetapi juga medium cerdas untuk menyampaikan pesan kesehatan. Sekilas, film ini mengisahkan kisah cinta dengan sentuhan fantasi: seorang pria bertemu dengan perempuan yang mengaku sebagai istrinya dari masa depan.
Tokoh perempuan dalam film tersebut digambarkan sebagai sosok yang peduli kesehatan. Ia sering mengingatkan pasangannya untuk makan lebih sehat, berolahraga, dan menghindari kebiasaan yang merugikan tubuh. Alih-alih berupa pesan menggurui, edukasi kesehatan itu mengalir ringan lewat dialog sehari-hari dan adegan yang dekat dengan realitas anak muda. Penonton tak merasa digurui, justru terbawa alur cerita hingga akhirnya menyerap pesan kesehatan secara alami.
Suksesnya film ini menunjukkan bahwa promosi kesehatan bisa menyatu dengan hiburan. Penonton bisa terhibur sekaligus mendapat pencerahan tentang pentingnya menjaga kesehatan. Pesan yang diselipkan secara cerdas mampu membangun kesadaran tanpa menimbulkan resistensi, terutama di kalangan generasi muda yang cenderung skeptis terhadap pesan yang terlalu formal.
Tantangan dan Harapan
Meski menjanjikan, digital storytelling untuk promosi kesehatan bukan tanpa tantangan. Pertama, dibutuhkan kolaborasi erat antara tenaga kesehatan, kreator konten, dan sektor swasta agar narasi yang dihasilkan menarik sekaligus akurat secara ilmiah. Kedua, di tengah derasnya arus informasi, konten kesehatan perlu bersaing dengan hiburan lain yang lebih sensasional. Ketiga, ada risiko misinformasi bila pesan tidak disampaikan dengan benar.
Namun, potensi positifnya juga sangat besar. Cerita digital mampu menembus kalangan muda, menggerakkan komunitas, bahkan memicu perubahan sosial. Dukungan teknologi memungkinkan pesan kesehatan bisa hadir dalam bentuk yang lebih kreatif—mulai dari komik digital, animasi singkat, hingga game edukasi yang interaktif.
Menyongsong Masa Depan Promosi Kesehatan
Tren digital storytelling membuka jalan baru bagi upaya komunikasi kesehatan. Pesan yang dulu disampaikan lewat poster, brosur, dan media konvensional lainnya kini bisa hadir dalam bentuk cerita yang hidup, menyentuh, dan mudah dibagikan. SORE: Istri dari Masa Depan adalah contoh nyata bahwa promosi kesehatan bisa dikemas seindah karya seni dan tetap berdampak bagi kesadaran publik. Pesan sederhana tentang pola hidup sehat bisa menjadi bagian dari narasi yang menghibur sekaligus bermakna.
Masyarakat, khususnya generasi muda, membutuhkan pesan kesehatan yang tidak hanya informatif, tetapi juga relevan dengan gaya hidup mereka. Digital storytelling hadir sebagai jembatan: menjadikan edukasi kesehatan lebih dekat, lebih hidup, dan lebih berdampak. Semakin banyaknya kreator lokal yang berani mengeksplorasi format cerita mengindikasikan bahwa tren baru ini akan membawa promosi kesehatan ke level yang lebih segar, kekinian, dan efektif.
Masa depan promosi kesehatan bukan lagi tentang siapa yang paling banyak menyodorkan data, melainkan siapa yang paling piawai bercerita. Berbekal narasi yang kuat, teknologi digital bisa menjadi sekutu penting untuk mencetak generasi yang lebih sehat, lebih sadar, dan lebih peduli pada masa depannya. *
Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry