Endang Sulistiyani, M.Kom – Dosen Program Studi S1 Sistem Informasi Fakultas Teknik

LAMA waktu akses media online orang di Indonesia cukup mencengangkan. Waktu 6,5 jam digunakan oleh pengguna untuk berselancar di dunia maya.

Terkait konteks ini, terdapat peningkatan penggunaan ponsel pintar untuk mengakses internet sebesar 16 % dari sebelumnya.

Data ini dikeluarkan oleh GlobalWebIndex berdasarkan studi yang dilakukan pada tahun 2017. Penggunaan waktu ini cukup menjadi bukti bahwa adanya fenomena kecanduan ponsel.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh Motorola menunjukkan 53 % generasi Z kecanduan ponsel. Akan tetapi mirisnya hanya 44 % dari mereka yang menyadari bahwa mengalami kecanduan. Sementara sisanya merasa mengakses ponsel dengan waktu yang wajar.

The Asian Parent Insight bersama Samsung Kidstime melalui Mobile Device Usage Among Young Kids yang diselenggarakan pada awal tahun 2014 dengan  2500 orang tua di Singapura, Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Filipina sebagai responden menunjukkan hasil mencengangkan.

Sebanyak 98 % anak di Asia Tenggara menggunakan perangkat mobile, dengan 14 % nya menggunakan perangkatnya sendiri. Terkait dengan waktu untuk memainkan gadget, sebesar 41 % responden mengungkapkan bahwa waktu 1 jam dihabiskan dalam sekali duduk dengan tempat akses 99% di rumah.

Berdasarkan studi yang sama, diketahui alasan awal orang tua mengijinkan anaknya menggunakan gadget. Sebesar 80 % orang tua mengatakan pendidikan sebagai alasan utamanya, 68 % untuk mengenalkan teknologi, 57 % sebagai hiburan, dan 55 % untuk membuat anak sibuk.

Di sisi sebaliknya juga diketahui kekhawatiran orang tua 92 % terkait kesehatan, 90 % ketergantungan, dan 88 % terhadap konten negatif.

 Haruskan kondisi ini berlanjut?

Berubah adalah pilihannya. Lantas strategi seperti apa yang harus dijalankan untuk berubah?

Strategi yang dipih menjadi solusi harus menjawab permasalahan yang ada. Fenomena yang saat ini ada jelas menunjukkan bahwa kelebihan konsumsi gadget merupakan permasalahan utamanya.

Makanan adalah analogi yang tepat untuk kondisi ini. Sebagaimana diketahui bahwa pengaturan pola makan menjadi solusi untuk kasus makanan. Istilah untuk solusi ini adalah diet.

Keberhasilan pada kasus makanan membuat pendekatan ini dapat dicoba untuk permasalahan kecanduan gadget. Oleh karena itu muncul istilah “DIET DIGITAL” sebagai strategi perubahannya.

Diet digital berarti pemilihan dan pembatasan waktu dan jumlah akses teknologi atas konten tertentu. Layaknya makanan sehat yang dibutuhkan tubuh, demikian juga dengan teknologi yang sehat.

Aplikasi kreatif yang semula bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan motorik dan kognitif pun apabila dikonsumsi berlebihan akan berbalik menimbulkan efek buruk.

Berikut adalah strategi perubahan pemanfaatan gadget dengan konsep DIET DIGITAL:

  1. Batasi waktu penggunaan gadget

Pembatasan waktu secara tradisional akan waktu penggunaan gadget perlu diterapkan. Selain itu, aplikasi penghitung jumlah konsumsi gadget juga Nampak dibutuhkan. QualityTime-MyDigitalDiet. Melalui aplikasi ini akan terhitung konsumsi gadget dan frekuensi  membuka gadget dalam 24 jam.

  1. Kurangi penggunaan fitur yang membuat untuk membuka gadget terus-menerus

Aplikasi games dan sosial media menjadi salah dua fitur yang mengharuskan kita membuka gadget terus menerus dan menimbulkan kecanduan. Oleh karenanya hindari pemasangan fitur tersebut secara berlebihan.

  1. Perbanyak interaksi sosial di dunia nyata

Teknologi digital yang saat ini ada membuat kita semakin dekat dengan orang yang jauh nan disana. Akan tetapi buruknya justru menjauhkan orang yang dekat. Interaksi sosial saat ini sering dilakukan di dunia maya ketimbang di dunia nyata.

Sudah sepantasnya aktifitas sosial seperti berkumpul dan bercengkrama dengan keluarga tidak dilupakan. Aktivitas fisik seperti berolahraga juga jangan sampai tergantikan dengan aktivitas media sosial.

Perubahan adalah proses yang harus dijaga dan berkelanjutan. Bukan hanya berubah untuk hari ini tapi juga selanjutnya. Kecanduan adalah hal yang tidak mudah dilenyapkan, dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri dan menjalaninya secara konsisten. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry