SURABAYA | duta.co – Kunjungan Calon Presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto di Kelurahan Bulak, Surabaya, yang diwarnai aksi sindiran kader PDI-P, notabene simpatisan Jokowi, Selasa (19/2), ternyata tidak mengecilkan tekad pendukung Prabowo untuk mendekat.

Massa terus berjubel, berebut salaman dengan Prabowo. “Presiden impian, turunkan harga barang, buka lapangan kerja, salam dua jari,” demikian di antara suara massa yang terus merangsek ke mobil Prabowo.

Padahal, sebelumnya, sejumlah massa membentangkan spanduk bertuliskan ‘Selamat datang Pak Prabowo di wilayah Bulak-Kenjeran kami menyambut sebagai tamu, tapi pilihan kami tetap nomor 01’.

Untung, salah satu perwakilan massa, seperti diberitakan CNN Indonesia, mengatakan dalam aksinya mereka hanya ingin memberikan tanda bahwa di wilayah Kenjeran Surabaya, merupakan basis pendukung Jokowi-Ma’ruf. “Kami ikut prihatin. Kenapa di sini kandangnya Jokowi kok sampai begitu (mendatangkan Prabowo),” ujar Untung, di sela aksi.

Politikus Gerindra Tri Susanti mengatakan acara yang dihadiri Prabowo itu sebenarnya sudah berizin. Ia pun tak mengerti alasan kenapa ada massa lain yang melakukan aksi.  “Kita sudah sesuai izin mengadakan acara di pondok, tapi mereka mengadang. Setiap ada acara Pak Prabowo selalu diadang. Kami selalu diam,” kata Tri Susanti.

Menurutnya, meski berbeda pilihan, seharusnya masyarakat bisa saling menghormati. “Siapa pun capres yang datang harus dihormati. Kami tidak bisa membiarkan begini, kita butuh keadilan,” ujar Tri.

Namanya juga Prabowo, setiap pidato selalu mendapat sambutan luar biasa. Di Surabaya ia kembali menegaskan bahwa tugas seorang pemimpin adalah menjaga amanah dari rakyat. Karena itu ia berharap agar para pemimpin bangsa bisa menjaga kepercayaan rakyat dan bersikap jujur.

“Tugas pemimpin adalah menjaga rakyat, menjaga kepercayaan rakyat agar tidak dikecewakan,” kata Prabowo saat menghadiri acara  silaturahmi alim ulama/kiai Jamiyah Ahlith Tahoriqoh Syathoriyah An-Nahdliyyah, Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya, Selasa (19/2/2019).

Lebih jauh, Prabowo mengatakan, sebetulnya, Indonesia merupakan negara yang sangat kaya raya. Sayangnya, semua kekayaan itu tidak diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat, sehingga rakyat terasa seperti orang asing di negeri sendiri. Ia meminta agar pemimpin jujur dan transprasan serta tidak melukai hati rakyat.

“Kalau tidak mampu harus akui tidak mampu. Saya keliling, saya yakin dan paham bahwa negara kita kaya dan sangat jaya. Tidak pantas kita seperti sekarang ini. Banyak gedung dan menara tapi saya bertanya masyarakat apakah bisa masuk ke gedung-gedung itu,” sindir Prabowo.

Tak Ada yang Bantah Paradoks Indonesia

Kalau nantinya terpilih menjadi presiden, Prabowo berjanji akan menghapus impor dan menurunkan tarif dasar listrik. Ia juga berjanji akan membuat harga bahan pokok menjadi murah, sehingga masyarakat bisa merasakan kemudahan.

“Nanti kita harus tidak impor, listrik turun dan swasmbada pangan. Kita berdayakan masyarakat. Rakyat harus bisa makan daging dan telor serta makan ayam dengan harga yang terjangkau. Saya sudah pelajari ke beberapa negara. Caranya kita akan turunkan harga makanan pokok. Kita akan tingkatkan penghasilan petani,” imbuhnya.

Yang menarik, dalam sambutan di Ponpes Majlis Talim Thoriqot Shatoriah Indonesia, Capres Prabowo Subianto juga menyatakan bahwa informasi yang disampaikan mengenai kekayaan Indonesia yang mengalir keluar negeri itu benar adanya, dan semua sudah ditulis dalam buku karyanya berjudul “Paradoks Indonesia”.

Segala isi tulisan dalam buku “Paradoks Indonesia” yang diluncurkan akhir tahun 2018, hingga saat ini belum mendapatkan sanggahan dari pihak manapun, kecuali tanggapan berupa  hujatan, ejekan hingga dijadikan bahan tertawaan oleh elit politik, yang dianggap Prabowo telah gagal mengurus bangsa Indonesia.

“Soal kesulitan bangsa malah ada yang ketawa, rakyat yang sedang susah ada yang ketawa, yang ketawa adalah elit-elit itu. Elit-elit yang sudah gagal mengurus negara dan bangsa kita ini,” tegas Prabowo.

Dalam setiap kesempatan menjadi pembicara dalam undangan apapun, termasuk dalam debat capres Kedua. Prabowo terus menyuarakan bahwa kekayaan Indonesia telah banyak yang mengalir keluar negeri, sehingga masalah ini harus segera dihentikan demi kemakmuran rakyat.

“Masalahnya adalah, saya keliling, saya kemana-mana, saya menggugah rakyat Indonesia, saya memberi tahu bahwa kekayaan bangsa Indonesia mengalir keluar,  tidak ada di Indonesia, diambil keluar terus, sudah berjalan puluhan tahun. Sekarang tinggal kita, mau gak kita terus membiarkan kekayaan kita diambil keluar negeri?,” tegas Prabowo disambut dengan jawaban “Tidak” dari ratusan santri dan masyarakat sekitar Ponpes.

Selain menyinggung kekayaan bangsa Indonesia yang mengalir keluar negeri, Prabowo juga menyampaikan masalah lain, seperti pengangguran, pertanian, hingga derasnya arus permodalan asing yang menyebabkan masyarakat sulit meraih kesejahteraan.

“Saya tidak salah bicara ini, ini keyakinan saya. Karena itu kekayaan tidak ada, pekerjaan susah karena pabrik-pabrik itu bukan milik kita, pabrik-pabrik itu hanya menjual barang-barang dari luar. Jadi kita tidak ada pekerjaan yang bisa memberi gaji yang bagus, bahkan pekerjaan yang sulit pun gajinya selalu minim. Ini persoalan bangsa ini,” tambah Prabowo. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry