Calon gubernur jawa timur Khofifah Indar Parawansa saat mendengarkan curhatan petani Jombang. (FT/IST)

JOMBANG | duta.co – Nasib petani menjadi perhatian serius Khofifah Indar Parawansa. Problem serius petani selama ini adalah pupuk dan air. Itu pula yang didengar Khofifah saat bertemu dengan para Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di Desa Sukorejo, Jombang, Kamis (22/3/2018).

Ketua Gapoktan Sukorejo, Jombang, Mustar, misalnya, menjelaskan bahwa problem yang melilit petani sampai hari ini adalah kesulitan pupuk dan air. Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) yang selama ini digagas pemerintah belum menjadi solusi.

Mendengar ini, Calon Gubernur Jatim nomor urut 1 itu, tak sabar untuk menjawab kesulitan petani. Dan itulah kebiasaan mantan Menteri Sosial ini ketika berhadapan dengan nasib orang kecil.

Khofifah tak mau banyak kata. Ia langsung minta handphonenya. “Tolong ambilkan handphone saya, saya mau Telepon Pak Menteri Pertanian. Ini masalah serius yang dihadapi petani,” ucap Khofifah.

Begitu tersambung dengan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, Khofifah menjelaskan bagaimana permasalahan yang terjadi di tingkat petani. Baik masalah pupuk, maupun pengadaan air sawah melalui P2AT.

“Selamat siang Pak Menteri Pertanian, saya boleh minta waktu lima menit saja, maaf saya sedang berada di Poktan Sukorejo, Jombang,” ucap Khofifah, disamping Ketua Gapoktan Sukorejo, Mustar.

“Begini Pak Menteri, mereka (petani) berharap P2AT, soal sumur tanah itu lho, bisa menjawab kebutuhan air sehari-hari. Mereka juga mengeluh agak susah mendapatkan pupuk,” kata Khofifah.

Khofifah bahkan minta kesediaan Mentan untuk komunikasi dengan petani. “Pak Menteri boleh bersapa, ini ada Pak Mustar Ketua Gapoktan di sini,” kata Khofifah yang sejurus kemudian menyerahkan teleponnya ke Mustar agar bisa langsung berbicara dengan Menteri Pertanian.

“Kami masih kesusahan pupuk. Kalau petani di sini butuh pupuk A, yang keluar pupuk lain,” kata Mustar.

Amran, Menteri Pertanian itupun langsung memberikan tanggapan. Pihaknya menyambut positif apa yang disampaikan petani. “Di SMS kan saja alamatnya, butuhnya pupuk apa Pak, nanti saya minta langsung perhatikan, dikirim pupuknya,” ucapnya serius.

Menurut Khofifah, petani ini sangat layak diperjuangkan karena mereka memiliki komitmen untuk panen tiga kali setahun. Ini akan menjadi bagian penting dalam program ketahanan pangan pemerintah.

Sebelumnya kelompok petani Sukorejo, Jombang, mengeluhkan berbagai hal. Dialog di sebuah gubuk kecil di tengah pematang sawah itu, Khofifah mendengarkan satu persatu curhatan petani. Khofifah banyak dibuat kaget dengan permasalahan mereka.

Di antaranya masalah pengairan sawah. Lahan dengan luas puluhan hektar tidak lancar penanamannya karena terkendala suplai air. Sumur dan air tanah di persawahan Cangkring Randu tersebut terbilang terbatas.

Belum lagi masalah pupuk. Padahal pemerintah pusat memiliki program subsidi pupuk, namun nyatanya di lapangan petani masih kesusahan mendapatkan pupuk.

Masalah lain adalah petani kebanyakan sudah memiliki hutang pada calon pembeli. Selain itu saat musim panen, banyak yang mengeluhkan harga malah anjlok.

Menurut Khofifah, ini karena Bulog belum turun langsung bertemu dengan petani. Seharusnya produk tani langsung diserap Bulog sehingga petani tidak lagi khawatir soal harga anjlok saat panen.

“Di sini pemerintah harus menyediakan opsi. KUR harusnya lebih didekatkan kepada mereka, petani, dan nelayan. Agar saat panen, mereka punya bargaining position dengan calon buyer (pembeli),” katanya.

Untuk petani yang memiliki lahan 0,2 hektar diuapayakan agar ada dalam satu area. Sehingga saat butuh pupuk dan air bisa dilakukan bersama sama. (zal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry