WAKIL SURABAYA : Empat mahasiswa yang berhasil masuk final Beswan Djarum bersama para dewan juri dan perwakilan Djarum Foundation, Laksmi Lestari (empat dari kiri) di Surabaya, Rabu (15/8). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co  –  Diabetes mellitus (DM) menjadi perhatian seriua dua mahasiawa Surabaya.

Dan karena DM inilah keduanya menjadi wakil Surabaya dari empat mahasiswa yang terpilih untuk berlaga di ajang nasional seleksi Beswan Djarum 2018 di Jakarta.

Dua mahasiswa yang membahas masalah DM dalam karya tulisnya ini adalah Celine Christina Handoko mahasiswa dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) dan Dwi Sari Puspaningtyas mahasiswa dari Universitas Brawijaya (UB).

Ide keduanya untuk membantu penderita DM agar bisa menurunkan kadar gula dalam darahnya cukup menarik perhatiam dewan juru yang diketuai, Bambang  Sampurno dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Celline misalnya. Mahasiswa Teknologi Pangan ini menggunakan permen karet sebagai penurun kadar gula dalam darah.

Kok bisa? Bukankah permen karet mengandung glukosa. Diakui Celine, permet karet ini ditambahkan ekstrak kulit semangka.

Ekstrak kulit semangka ini mengandung citrulin yang berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah.

Diakuinya, Celine tertarik untuk ditambahkan pada permen karet, karena permen karet itu banyak dikonsumsi masyarakat dan disukai masyarakat.

Selama ini masyarakat takut mengkonsumsi permen karet karena khawatir terkena diabetes. Padahal sebenarnya, permen karet sendiri yang ada di pasaran sudah mengandung citrulin.

“Saya tambahkan citrulin dari ekstrak kulit semangka maka akan semakin aman buat penderita diabetes,” jelas Celine usai ditetapkan sebagai salah satu pemenang regional Surabaya dalam seleksi Beswan Djarum, di Surabaya, Rabu (15/8).

Sementara Dwi Sari menjadikan bawang bombai sebagai penurun kadar gula dalam darah penderita DM tipe II.

Bawang bombai itu juga diekstraksi dan dicampurkan dengan beras cokelat. Dicampurkan dalam beras cokelat karena mengandung kadar glukosa lebih rendah dibandingkan beras putih.

“Sehingga penderita masih tetap bisa mengkonsumsi nasi walau itu sudah dicampur esktrak bawang bombai,” jelasnya.

Celine dan Dwi Sari bersama dua mahasiswa lain yakni Maria Wahyu Daniar dari ITS dan Aulia Rizki Nurania dari Universitas Airlangga terpilih dengan menyisihkan enam finalis writing competition lainnya.

Karya sepuluh mahasiswa ini dipilih dari 35 karya tulis mahasiswa regional Surabaya yang sebelumnya sudah diunggah ke situs resmi Bewan Djarum.

Secara nasional pendaftar Beswan Djarum itu ada 500 mahasiswa lebih. Di Regional Surabaya ini mewakili Indonesia bagian timur.

Total peserta yang lolos untuk mengikuti writing competition ini sebanyak 171 dari empat regional yakni Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya.

Dari 171 itu, 35 dari regional Surabaya. Mereka mengunggah karya tulis tentang humaniora, budaya dan sosial lewat situs resmi kami.

“Dari sana, kami pilih 10. Dari 10 itu kami plih empat untuk berlaga di Jakarta,” tutur Program Associate Bakti Pendidkan Djarum Foundation, Laksmi Lestari.

Sementara itu Ketua Dewan Juri, Bambang Sampurno mengatakan  dipilihnya empat mahasiswa sebagai wakil dari regional Surabaya karena memiliki karya yang cukup unik.

“Kami mengutamakan kebaruan, kelayakan dan manfaatnya bagi masyarakat. Dan kami berhasil memilih empat karya dari sekian banyak karya. Karya mereka bagus-bagus,” tukasnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry