JOMBANG | duta.co – Sedikitnya 2.000 jamaah menghadiri pengajian rutin Selasa Legi di Masjid Ulil Albab Tebuireng, Selasa (18/2). Kegiatan digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Diwek.

Tampak hadir sebagai tamu undangan Camat Diwek beserta muspika. Termasuk jajaran MWCNU Diwek, jamaah dari ranting dan banom. Terutama dari anggota Muslimat NU.

Rangkaian acara dimulai dengan tahlil dan santunan 50 anak yatim. Dilanjut dengan penyerahan 18 papan NU untuk mushola di kecamatan Diwek.

Dilanjut dengan pengajian kitab At – Tahdzib oleh Ketua MWCNU Diwek KH Hamdi Sholeh. Sedangkan mauidzah hasanah disampaikan KH Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi). Ketua PCNU Jombang ini juga pengasuh Pesantren Putri Tebuireng.

Ketua Panitia Agus Sawung Basuki mengapresiasi kegiatan yang digelar Cukir. Pria yang juga kepala desa Cukir ini bersenang hati Cukir ditunjuk jadi tuan rumah.

Dirinya mengaku rangkaian acara lebih khidmah. Ini karena para pedagang tidak masuk ke lokasi.

Masyarakat Cukir diakui tidak keberatan jika acara-acara NU digelar di Cukir. “Semoga tahun-tahun ke depan makin banyak jamaah yang hadir,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Camat Diwek Agus Sholihuddin. Dirinya berharap NU terus berkontribusi bagi masyarakat Diwek.

Bulan Ramadhan nanti, lanjutnya, di kecamatan Diwek ada musaqbaoh tilawatil Quran (MTQ). “Saya yakin Diwek gudangnya, sehingga pasti banyak peserta dari Diwek,” ujarnya.

Dirinya juga mempersilakan jika NU beserta banom menggelar kegiatan di kantor kecamatan Diwek. Apalagi sekarang menempati kantor baru.

“Itu adalah milik masyarakat, bukan kantornya Pak Camat Diwek saja,” imbuhnya. Sehingga dia berharap bisa makin bermanfaat keberadaannya.

Saat menyampaikan mauidzah hasanah, Gus Fahmi mengajak jamaah bersyukur menjadi anggota NU. “Sebagai warga NU, otomatis jadi umatnya kanjeng Nabi Muhammad Saw,” ujarnya.

Dirinya mengajak warga NU untuk terus menjaga NKRl. “Karena para pendiri NU rata-rata juga pendiri NKRl yang sekarang ditetapkan sebagai pahlawan nasional,” imbuhnya.

Hal serupa disampaikan KH Nur Hadi akrab disapa Mbah Bolong. Rais Syuriah MWCNU Diwek menegaskan yang disampaikan Gus Fahmi.

Dengan mengutip kitab Hidayatul Adzkiya, melaksanakan ajaran lslam juga sebagai bentuk menjaga NKRi. “Sehingga tidak ada lagi yang tersesat,” ujarnya.

Bulan Ramadhan, lanjutnya, momentum tepat untuk meningkatkan ketakwaan. “Warga NU Diwek harus memanfaatkan itu,” pungkasnya. (muk)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry