H Mugiyanto, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Trenggalek.

TRENGGALEK | duta.co — Ketua  Komisi II DPRD Kabupaten Trenggalek, H Mugiyanto mengatakan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) kepada 109 petani dan penggarap hutan di kawasan Trenggalek, harus tetap sasaran. Hal ini supaya tujuan program tersebut untuk mengembangkan perekonomian secara merata di kota Keripik bisa tercapai.

“Harus tepat sasaran, karena dari KUR tidak pernah dilakukan survei mendalam, semua sudah dipercayakan Pemkab,” katanya di Trenggalek, Senin (17/9/2018).

Menurut dia, seharusnya pemerintah daerah dan pihak perbankan tidak hanya bangga bisa menyalurkan KUR yang terserap hingga mencapai 100 persen.

Namun, politikus Demokrat itu menyatakan bahwa yang seharusnya ditanyakan siapa saja yang menerima KUR tersebut, yaitu apakah orang-orang yang tepat yang menjadi penerimanya.

“Siapa debitur yang sesungguhnya menerima KUR selama ini, itulah yang masih menjadi pertanyaan yang mendasar,” paparnya.

Ia juga menginginkan pihak Pemkab agar tidak menghambat dan dapat segera mengeluarkan izin bagi para wirausahawan pemula yang sudah mempersiapkan berbagai faktor mulai dari lokasi, alat produksi, hingga sumber daya manusianya.

“Kita harus pacu dan membuka peluang bagi generasi muda yang akan mengambil alih profesi yang selama ini terpinggirkan ini yaitu petani,” ungkapnya.

Sebelumnya, Pejabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Trenggalek, telah melaunching Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk 109 petani dan penggarap lahan hutan dengan menggelontorkan kredit Rp 482 juta.

“Seingat saya ada  kewajiban 40 persen ke sektor produksi, realisasi November 2017 mestinya sudah mencapai 44 persen,” katanya.

H Mugiyanto, yang komisinya membidangi perekonomian ini mengatakan pencapaian penyaluran KUR untuk sektor produksi itu meningkat dari realisasi pada 2016 yang 33 persen.

“Dari sektor produksi tersebut, penyaluran KUR untuk sektor pertanian meningkat dari 17,4 persen pada 2016 menjadi 24 persen pada 2017, diikuti sektor perikanan dari 1,2 persen menjadi 1,6 persen,” tandasnya.

Namun, pria yang biasa disapa Kang Obeng ini juga menyarankan agar masyarakat terutama petani memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) perbankan yang ada selama ini. Hal ini untuk menyejahterakan kehidupan petani sesuai dengan cita-cita pemerintah.

“Kredit Usaha Rakyat bisa ke BNI supaya tidak ke tengkulak, ini juga menjalankan program dari pemerintah supaya harga jualnya bisa lebih tinggi. Petani juga harus mengerti metiknya bagaimana, panennya bagaimana, agar hasilnya bisa maksimal,” pungkasnya. (ham)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry