dr. Hafid Algristian, Sp.KJ
Dosen Fakultas Kedokteran
ANAK-anak merupakan anugerah terbesar bagi orang tua. Namun, di balik senyum dan tawa mereka, ada kemungkinan mereka menyimpan beban mental yang tidak terlihat.
Data dari WHO tahun 2021 menyebutkan bahwa sekitar 10-20% anak di seluruh dunia mengalami gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan perilaku. Sayangnya, sebagian besar anak tidak mendapatkan penanganan yang tepat dari orang tua maupun pengasuhnya.
Masalah Anak di Era Modern
Banyak orang tua merasa bingung dengan perilaku anak-anak saat ini. Perbedaan generasi membuat pola asuh tradisional sering kali tidak relevan dengan saat ini. Anak-anak zaman sekarang tumbuh di tengah teknologi yang canggih, informasi yang melimpah, dan tekanan sosial yang beragam.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Pandemi COVID-19 juga memperparah situasi ini, sehingga memicu isolasi sosial dan perubahan besar dalam cara belajar mereka saat ini.
Masalah Mental Pada Anak
Permasalahan mental yang sering ditemukan pada anak meliputi gangguan kecemasan, depresi, ADHD (gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas), hingga gangguan perilaku dan emosional seperti insomnia, gangguan konsentrasi, kleptomania, dsb).
Berbagai gejalanya berupa perubahan drastis dalam pola makan, pola tidur, sering merasa cemas atau sedih, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan prestasi akademik.
Ada juga tanda-tanda fisik seperti sering sakit kepala, gangguan tidur, atau keluhan lainnya tanpa penyebab medis yang jelas. Penting bagi kita untuk memerhatikan perilaku anak yang tampak berbeda dari biasanya.
Tanda-tanda Masalah Mental pada Anak
Orang tua perlu peka terhadap perubahan pada anak. Berikut beberapa tanda yang harus diwaspadai:
1. Gangguan emosi: Anak mudah marah, cemas, atau tampak sedih tanpa alasan jelas.
2. Gangguan sosial: Anak menarik diri dari teman-temannya atau merasa terancam dalam situasi sosial.
3. Gangguan perilaku: Perubahan drastis dalam pola makan, tidur, atau prestasi sekolah.
4. Keluhan fisik: Sering sakit kepala, gangguan tidur, atau keluhan lainnya tanpa sebab medis.
Mengapa Deteksi Dini Itu Penting?
Jika masalah mental pada anak dibiarkan, kedepannya bisa berdampak panjang. Anak mungkin kesulitan belajar, menjalin hubungan sosial, atau menjaga kesehatan fisik. Lebih buruk lagi, gangguan mental ini bisa berkembang menjadi depresi berat atau penyalahgunaan zat di masa dewasa.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Langkah pertama adalah membuka komunikasi yang jujur dan terbuka dengan anak. Dengarkan mereka tanpa menghakimi, berikan empati, dan gunakan bahasa sederhana sesuai dengan usia mereka.
Orang tua juga bisa menggunakan kuesioner screening sederhana seperti Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ-25) untuk mengidentifikasi potensi masalah mental pada anak—yang nantinya bisa dikonsultasikan lebih lanjut ke pihak profesional.
Jika tanda-tanda masalah mental semakin parah atau berlangsung lebih dari 2-4 minggu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental, seperti psikiater atau psikolog. Bantuan ahli dapat membantu anak kembali merasa nyaman dan bahagia dalam menjalani hidupnya.
Kesimpulan
Cinta terbaik yang bisa diberikan orang tua adalah waktu. Dengan mendampingi anak dan memperhatikan kesehatan mental mereka, Anda memberikan pondasi kuat untuk masa depan yang cerah. Ingatlah, deteksi dini adalah kunci untuk mengatasi masalah mental sebelum berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius. *