Tampak Kholili (tengah-kopiah). FT/IST

JAKARTA | duta.co – Koordinator Aliansi Pemuda Nahdliyin Anti Korupsi (APIK), Kholili mendesak agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bergerak cepat memanggil nama-mama yang disebut Musa Zainuddin — terpidana korupsi — dalam surat Justice Collaborator (JC)nya. Apalagi ini menyangkut Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang selama ini dekat dengan ulama dan NU.

“Jangan sampai partai yang didirikan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid red.) ini, menjadi ‘sarang penyamun’. Sebagai warga nahdliyin kita tidak boleh diam, harus ikut mendorong agar KPK bekerja profesional. Panggil nama-nama itu, kalau menolak, panggil paksa,” demikian Kholili, mahasiswa Pasca Sarjana UIN-SA Surabaya ini kepada duta.co, Jumat (29/11/2019).

Menurut Kholili, tidak boleh ada yang kebal hukum, meski dia ketua umum partai dan pimpinan DPR. Sebaliknya, sebagai Wakil Ketua DPR RI seharusnya memberi contoh tentang taat hukum. Dan, jangan sampai lembaga terhormat ini, justru diisi oleh orang-orang yang bermasalah dengan hukum.

“Hari ini KPK jangan sibuk soal UU KPK, lembaga anti rasuah ini harus tegas, jangan setengah-setengah. Rakyat sudah muak dengan korupsi yang berkepanjangan,” tegasnya.

Ditanya soal penolakan JC Musa, Kholili menjawab, itu domain KPK. Dan, diterima atau tidak JC itu, bukan berarti menafikan keterangan Musa yang sangat signifikan. Petunjuk awal dari Musa, jelasnya, ini sudah lebih dari cukup.

“Karenanya, kasus ini harus menjadi pintu masuk pembenahan PKB. Kami memanggil warga nahdliyin untuk ikut membersihkan PKB dari pelaku korupsi, partai besutan Gus Dur ini harus segera diselamatkan,” jelasnya Kholili. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry