Biogas di Balunganyar sudah menjadi kebutuhan warga sekitar. Tiap hari dimanfaatkannya untuk memasak kebutuhan sehari-hari. (DUTA.CO/Abdul Aziz)

PASURUAN | duta.co – Desa Balunganyar, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, yang dulu merupakan kawasan kumuh lantaran banyaknya kotoran sapi hingga menimbulkan bau tak sedap. Namun, atas kesadaran warga setempat, kini julukan yang tak kurang enak didengar telinga ini menjadi Desa Mandiri Energi.

Bukan tanpa alasan, ratusan warga kini sudah merasakan manfaat biogas dari kotoran sapi. Tak ada lagi tumpukan kotoran sapi yang menimbulkan bau tak sedap. Yang ada justru membuat lingkungan menjadi bersih plus menghemat pengeluaran rumah tangga setiap bulannya.

Seperti yang dilakukan Seneman (52), salah satu warga Dusun Wedusan Kidul, Desa Balonganyar sudah dua tahun  memanfaatkan biogas untuk kebutuhan memasak di dapur. Sebelumnya, untuk memasak, dia selalu membeli elpiji 3 kg dengan pengeluaran sampai Rp 75 ribu untuk membeli 3-5 tabung.

“Kalau dulu sebelum ada biogas ini, urusan memasak ya beli elpiji. Meskipun saya juga jualan, tapi ya tetep beli elpiji. Tapi sekarang sudah tidak lagi sejak dua tahun lalu, dan bisa menghemat banyak pengeluaran karena cukup pakai biogas dari kotoran sapi saya sendiri,” ujar Seneman saat ditemui di rumahnya, Rabu (29/8/2018).

Diceritakannya, Seneman mendapat bantuan Dana Desa (DD) melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tahun 2016 sebesar Rp 25 juta. Bantuan tersebut dipergunakan untuk membangun instalasi biogas, mulai dari pembelian jaringan pipa, pembangunan sumur/kubah/lubang berukuran 4 meter persegi sebagai lubang penyimpan kotoran sapi hingga pembelian batu bata, semen, besi dan material lainnya.

“Alhamdulillah dibantu meskipun supaya permanen dan lebih bagus, saya juga mengeluarkan biaya tambahan untuk pembangunan biogas. Totalnya kira-kira sampai Rp 30 jutaan,” tuturnya.

Hingga kini, Seneman memiliki 15 ekor sapi perah yang bisa menghasilkan susu hingga 20 liter per ekornya. Untuk kotorannya, Seneman sudah memiliki wadah yang siap menampung kotoran itu hingga tersimpan di sumur yang sudah dibangunnya. Lumayan, selain Seneman, belasan warga lainnya juga bisa merasakan manfaat biogas yang ada di rumahnya.

“Tak kurang dari 15 tetangga yang ikut merasakan manfaat biogas. Biaya lebih murah dan gak usah beli ke toko,” tandas dia.

Sementara itu, Mulyadi (32), Sekretaris Desa Balunganyar mengaku, sebelum lancar seperti sekarang, pihaknya mengalami kesulitan dalam meyakinkan warga agar mau memanfaatkan biogas. Alasannya tak lain kurangnya pengetahuan dan pemahaman warga akan pentingnya membangun biogas dari kotoran sapi.

“Waktu itu Pak Sholeh sebagai Kepala Desa dibantu kami sebagai perangkatnya terus berusaha mendekati warga agar mau membangun biogas. Awalnya sudah kami lakukan sejak tahun 2009, apalagi kami melihat bahwa hampir semua warga punya sapi. Dari pada kotorannya terbuang dan bahkan menimbulkan bau menyengat, kami ajak untuk menggunakan biogas,” jelasnya.

Hanya saja, mulai tahun 2011, melalui dana bantuan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Pasuruan, yang saat itu bernama Badan Pemberdayaan Masyarakat, pihaknya membangun beberapa instalasi biogas percontohan dari bahan plastik, dan warga banyak yang menyetujuinya.

Menurut Mulyadi, kepercayaan warga sempat pecah karena instalasi biogas yang terbuat dari plastik mengalami kerusakan akibat digigit tikus.

“Dulu barangnya dari plastic, dan seiring berjalannya waktu tiba-tiba instalasinya bocor karena digigit tikus, itulah yang sempat membuat warga gak percaya. Tapi setelah kami jelaskan dan diganti dengan bahan beton, maka semua warga mau,” ungkapnya.

Seiiring berjalannya waktu, kini warga sudah banyak yang memanfaatkan biogas. Untuk tahun 2018, Mulyadi menegaskan akan ada pembangunan 12 instalasi biogas di Desa Balunganyar, dimana 6 unit diantaranya berasal dari anggaran DD dan 4 unit dari swasta, yakni PT Indonesia Power.

“Kami berdoa agar 7.225 warga se-Desa Balunganyar bisa menjadi pemanfaat biogas semuanya. Apalagi  populasi sapi perah mencapai 7.825 ekor atau lebih banyak dari jumlah warga,” tegas dia.

Seperti diketahui, Pemkab Pasuruan menetapkan Desa Balunganyar sebagai Desa Mandiri Energi mulai tahun 2016. Bupati Pasuruan terpilih periode 2018-2023, HM Irsyad Yusuf mengaku bangga dengan semangat dan ketekadan warga Balunganyar yang mendukung program pemerintah di bidang pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas.

“Saya pribadi sangat mengacungi jempol untuk Warga Desa Balunganyar yang siap membangun desanya. Ada banyak anggaran yang bisa dimanfaatkan untuk perekonomian desa, baik dari Dana Desa, Anggaran Dana Desa maupun dari APBD. Kita berikan kesempatan setiap desa, termasuk Desa Balunganyar untuk bisa meramu anggaran itu menjadi lebih manfaat dan tepat sasaran sesuai potensi desa,” jelas Irsyad. (dul) 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry