KEDIRI| duta.co – Derby panas tersajikan Persik Kediri saat menjamu PSIS Semarang di Stadion Brawijaya, Sabtu (25/3/2017 meski bertajuk laga uji coba. Pertandingan sempat terhenti dua kali, dikarenakan asap dan lampu penerangan stadion yang kurang terang. Meski demikian, dengan hasil imbang membuat pelatih Persik, Bejo Sugiantoro mengaku bersyukur dan akan dijadikan evaluasi ketangguhan anak asuhnya.
Meski sempat kebobolan di babak pertama dari PSIS, anak – anak Macan Putih tidak patah semangat, kemudian membuktikan di babak kedua. Permainan cepat dan memaksimalkan kedua sayapnya, pelatih Subangkit berusaha mengoyak jantung pertahanan. Namun dengan mengandalkan pola 4-3-2-1 saat bertahan, dan menyerang dengan pola 4-3-3 terbukti ampuh. Berawal dari sepakan pojok, kemudian bola mentah, langsung disambar striker Persik, Ahmad Zakky.
Sontak, ribuan suporter Persikmania menggetarkan stadion yang sempat terdiam karena ketegasan panitia penyelenggara mengancam akan menghentikan pertandingan bila ada oknum suporter yang menyalakan kembang api. Usai pertandingan, Bejo Sugiantoro mengakui atas kegigihan anak asuhnya bermain tanpa lelah.
“Secara fisik dan mental, anak – anak sudah teruji. Meski demikian, kita tetap membutuhkan setidaknya 3 pemain mampu menjadi leader, untuk posisi bertahan, tengah dan penyerang. Hasil seri dalam uji coba, sebenarnya kurang memuaskan karena pada pertandingan resmi tidak ada kata selain menang. Namun PSIS dengan pelatih Subangkit, memang memiliki kualitas pemain yang lebih baik,” jelas Bejo.
Atas aksi kericuhan selama pertandingan, Kapolres Kediri Kota, AKBP Anthon Haryadi akan melakukan evaluasi dengan pihak panpel. “Kami minta waktu, nanti hari Rabu, kita lakukan evaluasi dengan pihak Panpel. Saya masih pejabat baru dan butuh waktu untuk komunikasi dan koordinasi dengan sejumlah pihak,” jelas Kapolres Kediri Kota, yang datang di tengah pertandingan. (nng)
