Warga Desa Sengonagung saat lakukan aksi tanam pohon pisang sebagai upaya protes terhadap pelaksana proyek tol Pandaan - Malang, di jalan desa, Senin (16/7/2018) siang. (DUTA.CO/abdul aziz)

PASURUAN I duta.co – Puluhan warga Desa Sengonagung, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, melakukan aksi demo damai Senin (16/7/2018) siang. Reaksi warga ini sebagai bentuk aksi protes susulan pada pihak pelaksana Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni jalan Tol Pandaan -Malang terkait janjinya yang akan melakukan perbaikan jalan rusak di jalan Desa Sengonagung.

Janji perbaikan itu dituangkan pada lembar kesepakatan yang ditulis secara rinci dan disepakati bersama di hadapan puluhan warga oleh pihak pelaksana di Kantor Balai Desa Sengonagung, tertanggal 15 Juli 2018. Dalam surat terungkap, pelaksana tol menyatakan akan membangun jalan rusak akibat lalu lalang kendaraan truk besar, pada Kamis, 19 Juli 2018 nanti.

Ancangan perbaikan ini, disebutkan sebagai tindak lanjut dari dialog yang dilakukan pada 16 Maret 2018 silam.”Kami hanya sekedar mengingatkan pada pihak pelaksana tol untuk menempati janji memperbaiki jalan desa,” papar Imam, seorang warga di hadapan perwakilan pelaksana, di sela aksi protes, Senin (16/7/2018).

Aksi lanjutan warga ini, menyusul pada bulan Maret 2018 lalu, warga menggelar aksi blokir jalan, terkait rusaknya jalan akibat aktivitas truk pengangkut material untuk PSN ini. Meski telah ada jaminan perbaikan, hingga Senin (16/7/2018), warga masih tetap menggelar aksi. Kali ini, sikap protes dilakukan dengan menanam pohon pisang di tengah jalan.

Jalan Rusak berat

Beberapa warga menyebut, pihak pelaksana tol tidak peka karena masih terus berjanji tanpa ada memberikan bukti. Aksi ini dilakukan sebagai upaya mengingatkan pada pelaksana tol untuk tetap konsisten, agar janji yang diberikan kepada warga dapat direalisasikan. Karena selama ini warga sudah cukup sabar meski tiap hari terganggu dan dihantui ancaman jalan rusak.

Sejumlah warga menyebut, jalan desa berupa paving ini mengalami kerusakan cukup parah, setelah tiap hari terdapat lalu lalang truk hingga mencapai ratusan kali. Truk-truk proyek, rata-rata bermuatan penuh tanah pasir berbatu (sirtu), yang digunakan untuk mengurug lahan tol Pandaan-Malang, yang pembangunannya terus dikebut.

Selain merusak jalan, lalu lalang truk, dikatakan cukup membahayakan dan mengganggu kegiatan warga sehari-hari.”Kami tidak akan ingkar janji dan tetap mengakomodir usulan warga. Perbaikan akan kami laksanakan secepatanya dengan cara mengecor jalan desa ini,” jelas Antok, salah satu perwakilan dari pihak pelaksana. (dul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry