SEMARANG | duta.co – Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) bekerjasama dengan Direktorat Penjaminan Mutu Direktorat Belmawa (Pembelajaran dan Mahasiswa) Kemenristekdikti mengadakan bimbingan teknis penjaminan mutu internal di Universitas Wahid Hasyim Semarang.  Acara ini berlangsung sampai Kamis (21/12/2017), dan dibuka Direktur Penjaminan Mutu Internal Kemenristekdikti Prof Dr Aris Junaidi.

Dalam sambutan pembukaannya, Prof Aris menyatakan pentingnya menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama.

“Dengan mengusung tema kita tingkatkan budaya mutu yang berkelanjutan, menunjukkan bahwa sebenarnya secara kuantitas PTNU semakin dikenal dan diminati. Maka dari itu, konsekuensi logisnya peningkatan mutu harus menjadi sebuah budaya,” tegas Prof Aris. Rabu (20/12).

Sementara Wakil Ketua I PP LPTNU M Afifi, menekankan mekanisme akreditasi. “Tahun 2017-2018 adalah tahun akreditasi PTNU. Jika Perguruan Tinggi ditangani oleh BAN PT, maka PTNU ditangani oleh Desk Akreditasi,” ungkapnya.

SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) adalah salah satu cara untuk penguatan akreditasi, yang karena itu fokus pembinaan dari LPTNU salah satunya dalam akreditasi. “Dalam kesempatan ini, kami hadirkan Ketua DESK Akreditasi Prof Ahmad Mujahidin dan Dr Syamsul Aminullah sebagai narasumber kegiatan ini,” tambahnya.

Di sisi lain, Alfin Mustikawan, fasilitator Wilayah asal UIN Malang dan Retno Susilorini, Fasilitator Pusat asal UNIKA Soegijapranata Semarang, di sela-sela kegiatan mengatakan bahwa LPTNU harus memiliki reputasi yang baik dan merespon dengan cepat setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

“Pola pembangunan infrastruktur dari sentralisasi berubah menuju desentralisasi merupakan bagian dari cara memajukan daerah. Dengan demikian, peluang memperluas jangkauan pendidikan semakin terbuka. Saat ini jumlah perguruan tinggi NU di Indonesia ada sekitar 254. Tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah. Nah, tugas kita memacu dan memonitor agar kuantitas tersebut bisa diimbangi dengan kualitas,” jelas Alfin.

“Standar umum tentang kemahasiswaan dan kualitas dosen harus termonitor dengan baik. Untuk itu, RTL (Rencana Tindak Lanjut) yang disusun oleh para peserta kita jadikan sebagai acuan dalam proses monev (monitoring dan evaluasi),” ujarnya.

Retno Susilorini, Fasilitator Pusat asal UNIKA Soegijapranata Semarang, menambahkan, bahwa,  penjaminan mutu melalui proses pendidikan dan pembelajaran, peningkatan layanan dan hasil yang terbaik bagi umat adalah tugas kita bersama sebagai khidmat terhadap NU.

“Kita pertaruhkan mutu, dan ini bagian dari khidmat kita kepada NU,” pungkasnya. (rif)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry