BAGI Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Dr Sri Uchtiawati MSi

GRESIK | duta.co – Bagi Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Dr Sri Uchtiawati MSi ini, pengabdian adalah tuntutan dari seorang tenaga pendidik, sementara berkegiatan sosial itu adalah bonusnya.
“Di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi ada tiga hal, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian masyarakat. Jadi bagi seorang tenaga pendidik seperti kita wajib hukumnya melakukan pengabdian,” jelasnya.
Apalagi pengabdian, bagi Tutik, begitu perempuan satu ini biasa disapa, adalah suatu kebanggaan, bonus yang tidak ternilai harganya. Pasalnya dengan mengabdi pada masyarakat secara langsung, akan banyak mengetahui,  apa yang belum mereka capai dan apa yang ingin meraka capai.
“Jangan dibilang ya ketika kita mengabdi kita malah menderita. Ada sesuatu yang akan kita rasa dan itu tidak bisa dinilai dengan uang sekalipun. Ketika kita mampu mengangkat seseorang dari keterpurukan ekonomi kemudian mereka mampu bangkit dengan karya nyatanya, apakah itu bukan kebanggaan,” ujarnya.
Perempuan yang sudah menjadi dosen sejak tahun 1980 ini lantas bercerita bagaimana sambutan warga di daerah pelosok di Bawean yang menyambutnya bak menteri hanya karena merasa ada yang memperhatikan mereka.
“Suatu saat saya melakukan pengabdian di daerah Bawean pelosok, karena disana jarang didatangi pejabat, maka sambutannyapun meriah, seolah-olah didatangi menteri,” ceritanya sambil tersenyum.
Dari pengalaman-pengalaman itulah Tutik menguatkan tekadnya untuk terus memperjuangan masyarakat desa. Dan berkat kepeduliannya terhadap masyarakat yang terpinggirkan tidak hanya pada bidang ekonomi maupun pendidikan itulah, Tutik hingga saat ini dipercaya untuk memotivasi desa binaan. “Yang saat ini, desa binaan saya di Ngabetan, Cerme, dan Gresik,” tegasnya.
Di desa-desa binaan inilah Tutik berusaha memaksimalkan potensi desa agar masyarakatnya mandiri. Jangan heran berkat ketelatennya melakukan pengabdian membuat desa-desa binaanya diganjar penghargaan dari Posdaya Korwil Jatim
“Alhamdulillah berkat saya konsen pengabdian di desa-desa, saya di minta menjadi juri untuk lomba desa berprestasi,” pamernya.
Dan menurut Tutik, semua pengabdian yang dilakukannya itu tidak akan mungkin bisa terwujud tanpa andil UMG. “Makanya saya berterima kasih terhadap civitas akademika UMG yang memberi kepercayaan saya untuk terus dan terus melakukan pengabdian,” tandas mantan Wakil Rektor II UMG ini.
Karenanya, Tutik, akan berusaha memotivasi para dosen-dosen muda untuk melakukan pengabdian masyarakat. Untuk itulah dia berusaha melibatkan mereka dalam satu tim. “Dengan model seperti itu, saya berharap jiwa-jiwa pengabdian mereka terasah demi turut membantu masyarakat untuk lebih maju dan mandiri,” tutupnya. hms

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry