KEDIRI | duta.co —, Sejumlah pertanyaan disusun tim panelis pada Debat Publik II Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri bertempat Hall Insumo Kediri Convention Centre (IKCC), digelar Jumat (22/6) berakhir tanpa greget. Padahal, dijelaskan Suwarno, salah satu panelis dari Universitas Kadiri (Unik) menyaksikan dari layar televisi karena berhalangan hadir, materi pertanyaan cukup mudah, namun kemampuan sejumlah paslon kurang maksimal menyampaikan program kerjanya.

Kesempatan terakhir bagi paslon untuk melakukan kampanye atas visi dan misi untuk menata Kota Kediri, disajikan KPU dalam dalam bentuk debat publik jelang pelaksanaan pencoblosan pada 27 Juni nanti. Dalam kata sambutannya jelang acara, Ketua KPU Kota Kediri, H. Agus Rofiq berharap dari acara ini mampu menyelesaikan persoalan daerah.

“Masyarakat Kota Kediri bisa melihat langsung komitmen paslon atas pemberantasan korupsi, narkoba dan membangun keluarga berencana.

Melalui debat publik bisa dimanfaatkan sebagai upaya menyakinkan pemilih, bahwa mereka layak untuk dipilih. Sedangkan bagi pemilih, sebagai bahan pertimbangan tentang siapa dan bagaimana Paslon wali kota dan wakil wali kota, dimana pemilih pada 27 Juni nanti semakin mantab pada pilihannya,” terang Agu Rofiq

Terbagi dalam dalam 3 session, materi pertanyaan seputar penataan dan pengembangan pasar tradisional, dilanjutkan kedua terkait desentralisasi maraknya berita hoax, menjaga kebhinnekaan dan pertanyaan terakhir pemberantasan korupsi dan narkoba khususnya di kalangan anak muda, terasa kurang greget dan justru yang terdengar hanya suara riuh para pendukung.

Kesempatan terakhir menunjukkan kesiapannya memimpin Kota Kediri ternyata tidak sesuai prediksi, harus berlangsung seru dan para calon tampil habis – habisan untuk meraup pundi – pundi suara pemilih.

“Abu lebih menonjolkan capaian hingga prestasinya, ini salah satu keuntungan incumbent. Kemudian Samsul telah berpengalaman menjadi wali kota, selain menonjolkan kedokterannya hendak memperbaiki layanan Kesehatan, juga memberikan pilihan banyak program yang menggiurkan. Tapi untuk pelaksanaan program itu nanti siapa yang tahu,” ungkap Dosen Unik, lulusan S3 Universitas Merdeka (Unmer).

Terkait pasangan Aizzudin – Sudjono, Suwarno meninjau kembali debat pertama, Gus Aiz sapaan akrabnya, cukup mahir dalam membawakan materi program. “Secara penyampaian materi cukup lancar dan cukup baik, namun berbeda terbalik dengan wakilnya. Terkesan blunder terutama saat memberi solusi menanggulangi pengangguran, kualitas pendidikan dan kasus anak jalanan di Kota Kediri,” ujarnya. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry