
SURABAYA | duta.co – Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia tidak bisa diragukan lagi. Bahkan saat pandemi covid-19 saat banyak perusahaan tidak bisa mempertahankan kinerjanya dan memutus hubungan kerja , sektor UMKM lah yang menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Dimana banyak bermunculan UMKM baru meski dengan cara lebih modern, manfaatkan teknologi karena adanya pembatasan ruang gerak karena pandemi covid sekitar 3 tahunan.
Dan setelah pandemi berlalu, eksistensi UMKM tidak berubah. Data kementerian perekonomian Indonesia kontribusi UMKM lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap hampir 97% tenaga kerja, dan sampai saat ini jumlah UMKM mencapai lebih dari 64 juta unit usaha.
Kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional Indonesia mencapai sekitar 15,7% dari total ekspor. Kontribusi UMKM terhadap ekspor tersebut akan terus ditingkatkan pada tahun ini sehingga akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekspor sekitar 9% dalam lima tahun mendatang.
Menko Airlangga juga menuturkan, Pemerintah akan memberikan subsidi bunga hingga 5% bagi kredit investasi yang diambil pelaku UMKM apabila mereka berusaha di sektor padat karya, seperti tekstil maupun garmen, alas kaki, makanan-minuman, furnitur, dan lain-lain. Hal ini menjadi kesempatan bagi UMKM untuk meningkatkan kapasitas produksi untuk ekspor.
Target Pemerintah juga adalah memperkuat inklusi keuangan yang menjadi fondasi penting untuk memastikan akses layanan keuangan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Saat ini, tingkat inklusi keuangan mencapai 88,7%, dan ini menjadi salah satu prioritas utama dalam RPJPN 2025-2045.
Melihat peran dan potensi UMKM yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia, sangat tepat kalau SMBC Indonesia memberikan program pemberdayaan sosial dan lingkungan yang berkelanjutan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan di tahun 2030, yang dicanangkan pemerintah Indonesia.
Sesuai targetnya, Daya lahir dari panggilan jiwa untuk memberikan hidup yang lebih berarti bagi masyarakat Indonesia Daya merupakan sebuah program perwujudan visi dan misi SMBC Indonesia, untuk memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang, salah satunya perbedayaan UMKM di Indonesia. Dalam pengembangan programnya, Daya berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan seperti regulator, nasabah, mitra bisnis, karyawan dan masyarakat.
Daya adalah program peningkatan kapasitas masyarakat, khususnya nasabah SMBC Indonesia, di semua segmen, mulai dari korporasi sampai masyarakat berpenghasilan rendah (pra sejahtera produktif). SMBC Indonesia meyakini bahwa nasabah dari semua segmen ini tidak hanya membutuhkan akses keuangan dan pembiayaan, namun juga peningkatan kapasitas diri dalam berbagai bidang agar dapat memiliki kehidupan yang lebih baik.
Cerita Sulistiani Sukses Berusaha Bersama BTPN Syariah

Sesuai tema peran strategis UMKM sebagai salah satu pilar utama perekonomian Indonesia, dalam tulisan kali ini penulis menampilkan profile sejumlah UMKM, baik yang sudah menjadi mitra binaan BTPN Syariah dan yang belum. Para pejuang UMKM ini sangat gigih menancapkan eksistensi produknya maksimalkan teknologi yang memudahkan melakukan penetrasi pasar di skala regional, dalam negeri bahkan ke pasar global.
BTPN Syariah, anak perusahaan SMBC Indonesia yang 70% sahamnya dimiliki, merupakan bank syariah ke-12 di Indonesia. Bank ini beroperasi berdasarkan prinsip inklusi keuangan dengan menyediakan produk dan layanan keuangan bagi masyarakat terpencil yang belum memiliki akses perbankan serta segmen masyarakat berpenghasilan rendah. Selain menyediakan akses layanan keuangan bagi masyarakat ini, melalui program Daya, Bank juga menyediakan edukasi keuangan untuk mendorong penghidupan yang lebih berkelanjutan dan masyarakat yang lebih sehat.
Sulistiani merupakan salah satu nasabah inspiratif BTPN Syariah di Kelurahan Banyu Urip, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Ia menjadi sosok yang menginspirasi karena telah lama bersama BTPN Syariah dari 2017, dimana usahanya semakin berkembang karena selalu menerapkan empat perilaku unggul, yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS) serta telah menginspirasi bagi warga sekitar.
Bermula dari pembiayaan Rp3 juta, Ibu Sulistiani percaya diri berjualan sayuran, ikan, dan sembako. Kini, usaha ibu Sulistiani berkembang dan pembiayaan dari BTPN Syariah juga terus meningkat hingga Rp30 juta. Sejalan dengan omzet ibu Sulistiani yang juga terus tumbuh dari waktu ke waktu. Saat ini, ibu Sulistiani mengantongi omzet hingga Rp300 juta per bulan.
Bertumbuhnya Ibu Sulistiani sebagai nasabah inspiratif tak lepas dari pendampingan yang diberikan oleh #bankirpemberdaya saat kumpulan. “Saya mendapatkan manfaat dengan adanya kumpulan karena tidak merasa berjuang sendiri, tapi bersama-sama dan saling menginspirasi satu sama lain. Jadi, tidak hanya tahu cara mengelola keuangan agar dapat mengangsur tepat waktu, tapi juga mendapatkan pengetahuan dan pendampingan,” tutur ibu Sulistiani dalam satu kesempatan.
Ia mengakui semua ini tak lepas dari empat perilaku unggul nasabah BDKS yang selalu diterapkan dalam keseharian, sesuai yang diajarkan oleh petugas BTPN Syariah melalui kumpulan dua minggu sekali, di mana dalam kumpulan ini membuat nasabah menjadi disiplin, saling bantu, sehingga timbul solidaritas dan kebersamaan antar sesama anggota sentra.
Melihat perkembangan Ibu Sulistiani dalam delapan tahun terakhir membuat sang suami, Suyanto mengaku bangga. Pasalnya, kerja keras sang istri ikut mendorong perekonomian keluarga. “Saya sangat bersyukur, istri saya dapat membantu ekonomi keluarga,” ungkap Suyanto.
Tak hanya itu, Suyanto juga senang melihat sang istri dapat berdampak bagi banyak orang. Terbukti, Ibu Sulistiani mampu mempekerjakan 15 orang warga sekitar menjadi karyawannya saat ini.
“Lebih bangganya lagi, istri saya tidak hanya mampu mengembangkan bisnis, namun juga dapat menginspirasi warga sekitar dan membuka lapangan pekerjaan di Kelurahan Banyu Urip,” tutur Suyanto.
Ia juga melihat langsung ibu-ibu nasabah di Sentra Simo Gunung 1B lebih disiplin dan solid satu sama lain. Menurutnya, semua tak lepas dari empat sikap unggul BDKS yag selalu diajarkan oleh petugas lapangan (Community Officer/CO) BTPN Syariah dalam kumpulan setiap dua minggu sekali.
“Saya bangga melihat istri dan ibu-ibu nasabah di Sentra Simo Gunung 1B kompak, disiplin, dan solid satu sama lain karena semua itu menjadi modal bagi istri dan ibu-ibu nasabah lain untuk terus menumbuhkan usahanya, bertahan dalam situasi apapun, menjadi lebih berdaya, dan pintar mengelola keuangan,” ungkap Suyanto.
Kumpulan merupakan wadah bagi BTPN Syariah mendampingi masyarakat inklusi dengan memberikan akses keuangan berupa layanan perbankan serta akses pengetahuan dengan berbagai program pelatihan dan pengembangan.
“Kumpulan menjadi wadah BTPN Syariah dalam memberdayakan dan mendampingi masyarakat inklusi, yaitu ibu-ibu di Surabaya, sehingga mampu membangun empat perilaku unggul, yakni Berani Berusaha , Disiplin, Kerja Keras, Saling Bantu (BDKS),” ungkap kepala pembiayaan BTPN Syariah Area Surabaya dan Gresik, Ulfa Mariyana.
Kumpulan juga membuat hubungan ibu-ibu nasabah lebih solid dan kekeluargaan, sehingga saling mendukung satu sama lain dalam membangun usaha dan menggapai impian.Kehadiran nasabah dalam kumpulan menjadi sangat penting untuk memastikan nasabah mendapatkan proses pelatihan dan pendampingan dengan optimal serta manfaat berjenjang untuk mewujudkan hidup yang lebih berarti.
Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin mengatakan BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi, memberikan akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat, serta juga akses pengetahuan dengan memberikan pemberdayaan yang berguna untuk mengembangkan usaha dan mencapai kehidupan yang lebih berarti.
“Ujungnya dalam proses bisnis BTPN Syariah adalah membangun perilaku unggul nasabah segmen ultra mikro, yaitu BDKS: Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu atau Solidaritas. Di mana solidaritas tersebut akan terbangun menjadi daya tahan yang baik untuk menghadapi apapun kondisi komunitas secara bersama-sama. Dan semangat tersebut tentunya akan semakin tajam dengan meningkatnya kehadiran nasabah dikumpulan. Dengan demikian, hadir dikumpulan adalah sebuah keharusan untuk mendapatkan semua akses yang diberikan oleh BTPN Syariah,” jelas Ainul.
Sepanjang 2024, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp92 miliar kepada lebih dari 34 ribu nasabah yang merupakan masyarakat inklusi di Surabaya.
UMKM Naik Kelas Manfaatkan Teknologi untuk Go Digital

Pelaku UMKM di Kota Surabaya mencapai 106 ribu tersebar di 31 Kecamatan. Yang sudah mengenal digital marketing masih sedikit dan menjadi mitra binaan Pemkot Surabaya hanya 18 ribu UMKM. Ini menjadi tantangan besar guna meningkatkan penjualan dengan melebarkan jaringan pemasaran. Salah satunya dalam bentuk workshop strategi digital marketing. Seperti TikTok Shop, peningkatan product value hingga optimasi Instagram dan AI untuk promosi.
Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, M. Awaludin Arief, mengapresiasi langkah Indosat menfasilitas pelatihan UMKM dari 31 kecamatan di Kota Surabaya.
“Langkah Indosat ini dapat diikuti stakeholder lain yang ada di Surabaya agar pelaku UMKM omzetnya dapat naik. Materi yang diberikan sangat powerful. Kita membuka peluang kerjasama dengan pihak lain guna memberdayakan UMKM, termasuk SMBC yang punya program Daya. ”
Sebab menurut M. Awaludin Arief pemasaran digital jadi salah satu yang dilakukan Pemkot Surabaya terhadap pelaku UMKM agar naik kelas. Misalnya, penjualan e-pekan yang digagas Pemkot Surabaya sangat efektif untuk pemasaran UMKM.
‘’Saat ini, omzet e-pekan yang diluncurkan Pemkot Surabaya dan tempat transaksi Ratusan Ribu UMKM binaan Pemkot mencapai Rp 11 miliar setiap bulan,’’ ujarnya.
Lusi Lusiana salah satu peserta workshop pemilik produk Sambel Bu Muji mengaku sangat antusias mengikuti workshop guna meningkatkan pemasaran produknya. “Semua diajarkan, mulai persiapan produk, proses produk, proses packing dan pemasaran yang tepat manfaatkan teknologi kususnya media sosial yang kita punya. Mulai IG, FB, tik tok dan WA.”
Diakui Lusi sebagai pejuang UMKM yang baru berkiprah sejak awal tahun 2025 ini, butuh banyak ilmu yang bisa diterapkan. Berupa sharing pengalaman pelaku UMKM yang sudah lama eksis, juga bagaimana push produk manfaatkan teknologi serta antisipasi bentuk spam dan scam.
“Makin banyak workshop sangat bagus buat pelaku UMKM. Serapan ilmu itulah yang nantinya bisa diterapkan guna meningkatkan kualitas produk.”
Kreativitas, inovasi dan konsistensi juga gerak cepat ambil peluang pasar yang terbuka luas. Itulah yang dilakukan pasangan mantan jurnalis Lia Lusiana dan suaminya Erik Siswanto. Kini pasangan mantan jurnalis ini mantap memulai usaha dengan produksi sambal bawang yang diberi merek Sambal Bu Muji mulai awal tahun 2025 ini mengandalkan teknologi yang sudah memberi peluang semuanya. Dan untuk memulai usahanya berbekal postingan via whatsapp dan media sosial.
Bagi pasangan Lusi dan Erik memilih keluar dari zona nyaman dengan mencoba memproduksi sambal kemasan. Bagi Lia Lusiana potensi pasar sambal sangat besar dan terbuka. Meski di Kota Surabaya sudah ada merek sambal terkenal, juga ada pabrikan menjual sambal sachetan tidak menyurutkan semangat terjun di dunia persambalan berbekal resep ibunya yang pintar masak dan bikin sambal.
“Akhirnya kita sepakat pakai nama ibu Muji menjadi merek. Karena resepnya memang dari ibu. Bu Muji itu nama ibu saya, Mujiyati. Ibu bilang besok kalau sudah pensiun pengen jualan. Tapi tidak kesampaian, akhirnya muncul ide jualan,” kata Lia Lusiana.
Jadi mulai jualan sambal ini April 2025. Sebelum produksi sambal, kita jadi reseller rendang cincang.
“Akhirnya bikin produk sendiri yang paling gampang, yang paling terjangkau, modalnya tidak banyak. Bikin sambal bawang itu. Waktu itu ya langsung nekat, gak bikin banyak, cuma baru bikin satu kilo.
Satu kilo itu cuma jadi delapan botol. Itu kami bagi-bagikan, gak dijual. Bagi-bagikan buat promosi-promosi ini.”
Waktu itu kita ngasih tester itu, minta feedback dari orang-orang yang kita kasih. Dari situ mulai update-update status, di WA, Instagram responnya sangat bagus akhirnya banyak yang pesan. “Sekarang kita bikin botolan 150 gram dijual Rp 20 ribu sambal bawang . Sekarang bikin varian baru, sambal bawang cumi 150 gram Rp 25 ribu.”
Yang membikin hati senang jelas Lusi meski belum lama produksi sambal Bu Muji sudah pernah
mengirimkan ke pembeli Singapura dan Lebanon. Kalu ke Singapura menggunakan ekspedisi global, sedangkan yang ke Lebanon dibawa langsung pembelinya rencananya dibagikan ke sesama TNI di Lebanon.
Lusi berkeinginan memperbanyak produksi dan varian bertahap. Strategi yang kita kembangkan jualan online, media sosial dan Tik Tok. “Kita pakai bahannya fresh semuanya. Kita tidak nyetok sambal, tidak nyetok Lombok meski harga sering fluktuasi guna mempertahankan fresh berpengaruh pada kualitas dan rasa. Ini mulai April, Mei, Juni, Juli dan Agustus per bulan 100 botol.”
Sementara Sri Agustine produksi ekstrak kunyit, jahe, dan campuran dilabeli Agustine Herbal. Agustine menjamin produksinya tidak ada ampas. Dengan proses penyaringan berulang mampu menghasilkan ekstrak bubuk jahe merah dan kunir yang lembut tanpa ampas.
“Kunyit sangat diminati khususnya wanita. Prosesnya lebih rumit, kunyit diparut diperas, habis itu diambil sarinya saja. Sarinya habis itu dimasak hingga kering, hingga berbentuk seperti bubuk. Kita minumnya lebih baik dengan serai atau air serai, itu lebih bagus.”
Agustine mengatakan kunyit bagus untuk yang sakit dilep atau capek bisa campuran kunyit dan jahe merah. Kalau pas udara dingin produk jahe merah banyak sekali orang yang suka.
“Jahe merah juga sama, kita dari sari jahe merah diambil sarinya lalu diproses sampai menjadi
bubuk. Jadi kita tanpa endapan sama sekali yang bagus buat tubuh. Pasalnya meski herbal, endapannya tidak bagus buat kesehatan ginjal. Kalau mau konsumsi tinggal seduh gunakan air hangat atau dingin. Dengan tanpa endapan tidak perlu disarin lagi.”
Agustine menambahkan resep poduksi herbal ini dari turunan ibunya. Agustine mengaku sudah lama, ketika masih SMA sudah membantu ibunya bikin aneka jamu. Hanya saja kali ini Agustine mengemasnya dengan lebih bagus, bentuknya bubuk sehingga bisa dikirim ke pembeli dari dalam dan luar kota.
“Item produk yang dipoduksi kunir kuning, putih, jahe meraha dan temulawak. Rencana ke depan akan memadukan dari sejumlah produk yang ada sehingga lebih variatif. Juga rencana bikin poduk lengkuas dan campuran herbal lain. ”
Kemasan produk Agustine Herbal yakni 250 gram bisa dipakai 10 gelas. Agusntine mengaku banyak anak yang selama ini tidak suka minum jamu karena baunya, kini dengan konsumsi Agustine Herbal mereka pada suka karena tidak ada bau jamu malahan sebaliknya bau khas jahe, kunir dan temulawak yang harum.
“Dalam satu minggu kalau permintaan banyak bisa jadi 10 pack untuk jahe, kunyit dan campuran. Omsetnya kisaran Rp 10 juta dalam sebulan dibantu lima tenaga kerja para tetangga bahkan lebih kalau permintaan banyak.”
Daya Fest 2025 Wujudkan Eksistensi dan Pertumbuhan UMKM

SMBC Indonesia konsisten melakukan pemberdayaan sosial dan lingkungan berkelanjutan demi memberikan dampak melalui program Daya yang dimulai sejak tahun 2011. Sebagai salah satu pembuktian komitmen tersebut, SMBC Indonesia kembali menggelar Daya Fest 2025 pada 27-29 Agustus 2025 di Menara SMBC, Jakarta.
Daya Fest 2025 mengukuhkan komitmen SMBC Indonesia dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Daya Fest merupakan perhelatan rutin dari Daya, sebagai salah satu unique value proposition (UVP) atau nilai unik yang dimiliki oleh SMBC Indonesia selain teknologi digital yang ada saat ini.
Henoch Munandar, Direktur Utama SMBC Indonesia mengatakan, “Daya Fest salah satu perwujudan nyata komitmen SMBC Indonesia dalam memberdayakan masyarakat melalui sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), meningkatkan literasi keuangan dan kapasitas diri, serta mendorong gaya hidup berkelanjutan. Kami berharap rangkaian inisiatif dari keempat pilar Daya ini tidak hanya menjadi program yang berkelanjutan, tetapi juga berdampak dan praktis, serta mudah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.”
Wujud komitmen menciptakan kehidupan yang lebih bermakna, Daya telah menyelenggarakan 4.786 aktivitas yang berhasil menjangkau hampir 4,8 juta partisipan selama periode Januari hingga Juni 2025.
Tentang kinerja, SMBC Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan bisnis sepanjang Semester I-2025 di tengah ketidakpastian ekonomi global. Kinerja positif tersebut di antaranya tercermin dari peningkatan pendapatan operasional dan penyaluran kredit baik segmen retail maupun korporat.
“SMBC Indonesia terus menjaga ketahanan bisnisnya di tengah tantangan pasar yang dinamis dalam beberapa waktu terakhir, baik di dalam maupun luar negeri,” kata Henoch Munandar.
“Pencapaian pada Semester I-2025 memberikan motivasi lebih bagi kami untuk menjalani paruh kedua tahun ini dengan terus fokus pada kualitas kinerja operasional yang konsisten, pengelolaan risiko yang bijak, dan integrasi bisnis yang efektif. Dengan begitu, kami bisa terus menciptakan pertumbuhan yang lebih bermakna bagi setiap segmen nasabah dan masyarakat luas.”
SMBC Indonesia juga berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp185,04 triliun, atau naik 5% yoy. Pendorong terbesar berasal dari kredit retail yang tumbuh 25% yoy yang dikontribusikan oleh Joint Finance sebesar 156% yoy, Jenius (di luar Digital Micro) sebesar 15% yoy, Mikro sebesar 21% yoy, dan Grup OTO 7% yoy. Kredit korporasi dan komersial mengalami kenaikan 4% yoy, sementara kredit usaha kecil dan menengah (UKM) turun sebesar 2% yoy.
Lalu, total dana pihak ketiga lebih rendah 8% yoy menjadi Rp109,8 triliun. Catatan ini akibat penurunan saldo rekening giro dan rekening tabungan (current account & saving account/CASA) sebesar 9% yoy menjadi Rp43,7 triliun dan penurunan deposito berjangka sebesar 7% yoy menjadi Rp66,1 triliun.
Di sisi lain, anak usaha SMBC Indonesia, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah) turut mendukung kinerja SMBC Indonesia secara konglomerasi dengan menorehkan pertumbuhan laba bersih sebesar 16,6% yoy menjadi Rp644 miliar sepanjang Semester I-2025. Imam ghozali