SURABAYA | duta.co – Sejumlah Kepala Sekolah SMK NU dan SMK Pondok Pesantren, mengirimkan kabar ‘pahit’ ke redaksi duta.co, Minggu (29/4/2018). Isinya, Pelantikan Pengurus dan Rapat Koordinasi — Musyawarah Kerja Kepala SMK NU dan SMK Pondok Pesantren Provinsi Jawa Timur, dimasuki Saefullah Yusuf alias Gus Ipul, calon gubernur nomor urut 2.

“Ini apa maksudnya? Kami-kami sedih menyaksikan pemaksaan politik dalam dunia pendidikan. Ini bukan menjadi baik bagi Gus pul, justru sebaliknya, bikin muak. Kapasitasnya apa? Sebagai calon gubernur tidak seharusnya datang, kasihan!” demikian disampaikan salah seorang warga NU kepada duta.co, Minggu (29/4/2018).

Sumber duta.co ini juga menyertakan undangan aslinya. Dalam susunan acara, tidak tercantum nama Gus Ipul. Acara yang dimulai pukul 07.00 wib ini, mestinya diisi oleh PWNU Jatim sebagai lembaga yang melantik Pengurus MKKS.SMK Maarif NU Jawa Timur masa bhakti 2018 s/d 2021. Ada pengarahan dan pembukaan Rakor oleh Ketua PWNU Jatim, KH Mutawakkil Alallah.

“Di jawal itu ada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang akan memberikan paparan tentang Kebijakan Bidang Pendidikan Pemerintah Jatim. Lalu, ditutup Prof Akh Muzakki MAg selaku Ketua Dewan Pembina Jawa Timur. Tidak ada Gus Ipul,” jelasnya.

Masih menurut sumber duta.co, Gus Ipul saat itu menyampaikan misi-misinya memajukan pendidikan. Sementara moderator mengatakan, bahwa, calon gubernur kita sama-sama NU. Maka, rekomendasi Maarif nanti akan disampaikan kepada Gus Ipul kalau terpilih, atau Khofifah kalau dia yang menang.

Tetapi, apa yang disampaikan moderator ini, justru ditertawai peserta. Kalau mau fair, mengapa Khofifah tidak diundang. Tak ayal, suasana yang mestinya konsentrasi soal pendidikan, menjadi hambar. Banyak peserta meninggalkan ruangan sebelum acara bubar. “Sekarang sudah banyak yang keluar,” demikian sumber duta.co pukul 14.02 wib.

Mahufd M Nor, Ketua Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyah (PPKN) (FT/IST)

Mahufd M Nor, Ketua Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyah (PPKN) mengaku prihatin mendengar kabar tersebut. Menurut Mahfud, kalau benar Gus Ipul didatangkan, ini berarti PWNU sudah terang-terangan mengotori dunia pendidikan. Tidak seharusnya itu dilakukan, memalukan, apalagi di depan kepala sekolah SMK NU dan SMK Pondok Pesantren.

“Kedua, ini dilakukan di kantor PWNU yang seharusnya netral. Saya tidak habis pikir, mengapa oknum-oknum PWNU itu tak kunjung berubah. Mereka bukan saja mengkhinati warga NU, tetapi juga mengkhianati para pendiri jamiyah ini,” jelasnya.

Sampai berita ini diturunkan, duta.co belum berhasil konfirmasi kepada PWNU sebagai pengundang. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry