SOSIALISASI: AKP Niniek Suparmiati Kanit Binmas Polsek Sidoarjo Kota Sosialisasikan Penyalagunaan Narkoba dan Pencegahan Bahaya Penularan HIV/AIDS. (duta.co/luthfi)

SIDOARJO| duta.co -Sebanyak 250 anggota PKK Kecamatan, desa/kelurahan diberi pengetahuan dan pemahaman tentang penyalagunaan Narkoba dan pencegahan bahaya penularan virus HIV, Selasa, (5/12).

Hj. Anik Saiful Ilah ketua PKK mengatakan narkoba permasalahan bersama. Tidak hanya pemerintah saja namun semua pihak diharapkan dapat mencegah peredaran gelap Narkoba.  Menyikapi kasus HIV/AIDS dirinya mengaku prihatin di Sidoarjo sangat tinggi.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo hingga akhir September tahun 2017 terdapat 2.361 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sidoarjo, 80% penderitanya usia produktif.

“Dari jumlah tersebut sebanyak 439 penderita telah meninggal dunia.HIV/AIDS di Kabupaten Sidoarjo perlu mendapatkan perhatian dan penanganan serius dan dalam kondisi darurat,” ujar Hj.Anik Saiful.

Ia katakan penularan HIV tidak hanya terjadi pada kelompok atau komunitas risiko tinggi saja. Melainkan sudah merangkak jauh ke wilayah yang semula dianggap tidak berisiko. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga.

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur dr. Yati Supariyati mengajak tidak menjauhi penderita HIV/AIDS. Ia meminta untuk tidak mengucilkan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jauhi virusnya jangan jauhi orangnya. Ia katakan virus HIV sekarang ada obatnya.

AKP Niniek Suparmiati Kanit Binmas Polsek Sidoarjo Kota mengatakan Indonesia telah menjadi target pemasaran Narkoba oleh sindikat internasional dari negara Tiongkok, Iran, Pakistan, Malaysia, Afrika Barat dan Eropa.

“Barang bukti narkoba jenis shabu dan ekstasi yang berhasil diungkap mayoritas dikirim dari Tiongkok. Dari data BNN, kasus Narkoba di bulan Januari sampai Juni tahun 2017 ini ada 423 kasus Narkoba. Tersangkanya ada sebanyak 597,” terangnya. (loe)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry