SURABAYA | duta.co – Membantu perekonomian keluarga, Mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Surabaya bisa dibilang sukses dan berkembang dalam usaha bisnis onlineshop (Olshop).
Bermula dari hobi berjualan sewaktu di Pesantren SMA Paterongan Darul Ulum, Paciran, Lamongan hingga sampai sekarang menjadi reseller olshop di Surabaya, serta membuka toko di Ketintang, Jetis Kulon Gang 10 pada tahun 2016.
Adalah Nihayatul Imma biasa dipanggil Imey mengatakan usaha itu berawal dari usaha kecil-kecilan, menawarkan jilbab ke teman-teman pondoknya. Ternyata banyak yang minat dan laris.
Dari sinilah Imey banyak menerima pesanan dan mempromosikan di akun Instagram @rumahcantik_id dan @ciku_olshop. Setelah lulus dari Pesantren, ia meneruskan usahanya di perguruan tinggi dan juga bergabung dalam Bisnis Online Indonesia.
“Aku bergabung dalam Bisnis Online Indonesia akhir 2015, banyak orang-orang dari luar Jawa yang minat dengan barang-barangku untuk diperjual belikan di sana. Selain itu ketika mata kuliah kewirausahaan aku juga dipercaya dosen menjadi penanggung jawab untuk memberikan barang ke teman sekelasku, satu lusin perminggu. Dari situlah usahaku berkembang hingga menyewa toko di Ketintang dengan satu pelayan, ada kosmetik, jilbab, baju, dan perlengkapan rumah tangga,” tuturnya.
Mahasiswa menurutnya tidak hanya melulu fokus pada urusan kampus, dia mengembangkan potensi dirinya dengan berwirausaha. Usaha Olshop yang dia tekuni menuai hasil yang cukup lumayan untuk membantu perekonomian keluarga. Adapun keuntungan yang dia peroleh dapat ia gunakan untuk biaya kuliah dan jajan, sehingga tidak semata-mata hanya berpangku tangan kepada orang tua.
“Kalau satu bulan penuh menerima orderan bersih 1-2 juta, kalau Ramadhan bisa lebih dari itu. Omset kotor sekitar Rp 200 sampai Rp 300 ribu per hari,” katanya
Imey menambahkan, tips berwirausaha haruslah tekun dan ulet, tidak mudah menyerah, serta dibutuhkan tanggung jawab yang tinggi dan tidak boleh malu akan teman maupun lingkungan sekitar. Dengan semakin banyaknya pesaing harus bisa berinovasi, memberikan harga yang sesuai dengan target pasar namun tetap mempertimbangkan kualitas barang dagangan. (mg5)
