Konsep revitalisasi pasar Pon yang dipaparkan oleh salah satu arsitek di hadapan ratusan pedagang. (DUTA.CO/Mila)

TRENGGALEK | duta.co — Arsitek CV. Kusuma Abadi, Mochammad Khattab memaparkan konsep pembangunan revitalisasi Pasar Pon Trenggalek di hadapan ratusan pedagang yang diundang di Pendopo Agung Manggala Praja Nugraha Trenggalek.

Ditemui usai kegiatan, Mohammad Khattab mengatakan bahwa revitalisasi pasar yang akan dilakukan ini merupakan keinginan atau ide dari Bupati Trenggalek non aktif Emil Dardak. Dijelaskan ide tersebut muncul saat Bupati Emil mengemban ilmu di London dan mendatangi salah satu pasar tradisional di negera yang beribukotakan Inggris ini.

“Berangkat dari ide inilah, bupati menginginkan konsep pembangunan pasar Pon ini nantinya bisa seperti yang ada di sana. Dan revitalisasi ini nantinya diharapkan bisa menjadi kenang–kenangan dari Bupati,” ungkapnya saat dikonfirmasi Selasa, (15/5/2018).

Dijelaskan Khattab, sapaan akrabnya, untuk konsep lapak akan disesuaikan dengan apa yang sudah ada saat ini. Seperti data yang ada di Dinas Koperindag Kabupaten Trenggalek, tercatat ada lebih dari 700 pedagang yang nantinya kan diupayakan tertampung di sisi.

Dalam sesi tanya jawab, salah satu pedagang mengungkapkan ketidaksetujuannya jika pembangunan revitalisasi Pasar Pon dijadikan 2 lantai. Mengingat banyaknya konsumen atau pembeli yang ada di daerah–daerah lain yang enggan berbelanja jika harus ke lantai 2.

Hal tersebut tentunya dibantah oleh pihak CV yang membidangi. Dikarenakan posisi revitalisasi pasar ini nantinya akan menyempit, maka los maupun kios yang ada di dalamnya harus dibagi menjadi 2 bagian yakni di lantai 1 dan lantai 2.

“Penataan ini menjadi konsekuensi, mengingat pasar yang nyaman itu datang dari banyak faktor. Di antaranya lebar pejalan kaki, luas lapak atau kios maupun fasilitas-fasilitas pendukungnya. Berkaca dari komposisi inilah akhirnya melahirkan konsekuensi bahwa nantinya akan ada pedagang yang harus ditempatkan dilantai 2,” tegasnya.

Namun, lebih lanjut, dari konsekuensi tersebut pihaknya juga tidak lepas tanggung jawab begitu saja. Akan tetapi bagaimana, para pedagang yang ada dilantai 2 ini tetap menjadi rujukan pembeli. Penambahan travelator yang nantinya bertujuan membantu pedagang untuk membawa dagangannya tanpa harus menaiki tangga yang jelas menguras tenaga dan waktu.

“Selain penambahan fasilitas seperti tangga berjalan, beberapa upaya lain yang dilakukan agar pembeli tidak segan untuk berbelanja di lantai 2 yakni dengan menempatkan pedagang yang menjual segala kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Secara tidak langsung, pembeli akan mencari kebutuhan–kebutuhan pokok yang wajib dibeli, meskipun harus ke lantai 2,” imbuh berambut panjang ini.

Masih terang Khattab, bahwa sukses tidaknya pasar bukan hanya dari bangunannya saja. Seperti yang dikatakan budaya berdagang juga harus diubah, bagaimana memajukan ekonomi pasar yang secara bangunannya sudah baik. (mil)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry