JAKARTA | duta.co – Calon presiden (Capres) Prabowo Subianto bukan hanya mendapat dukungan dari kalangan muslim dan kelas menengah atas saja tapi juga banyak dukungan dari non-muslim. Termasuk dukungan dari warga Tionghoa.
Hal itu terbukti saat Prabowo menghadiri acara ramah tamah dengan masyarakat Tionghoa di Ballroom Suncity, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018) sekitar pukul 19.28 WIB. Kehadiran Prabowo disambut antusias para pengunjung. Dalam acara ini Prabowo juga menjadi pembicara dalam sesi diskusi.
Prabowo tiba di lokasi mengenakan kemeja putih dipadukan dengan jas berwarna gelap. “Mari kita sambut, calon presiden Prabowo Subianto,” kata pembawa acara disambut para pengunjung dengan meriah.
Prabowo sendiri berbicara dalam dialog interaktif bertema ‘Tionghoa dan Bisnis di Mata Prabowo’. Dalam acara ini turut hadir Direktur Komunikasi dan Media BPN Prabowo-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo. Prabowo langsung menuju ke tempat yang telah disiapkan di bagian depan ruangan. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Semakin banyaknya dukungan ini membuat elektabilitas Prabowo – Sandi terus merangkak naik. Bahkan diyakini bisa menyalip Jokowi di awal tahun 2019. “Kami mendukung Pak Prabowo karena visi misi ekonominya bagus,” kata seorang pengunjung.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membuat survei internal yang hasilnya Prabowo-Sandi mendapat 40 persen. Perolehan dari survei itu disebut akan segera menyusul capres petahana. Salah satu Jubir BPN, Faldo Maldini, mempersilakan siapa pun yang ingin nyinyir terhadap peningkatan perolehan suara Prabowo – Sandi versi survei ini.
“Kalau kubu you know who mau nyinyir terus ya tidak apa-apa juga, sudah biasa kok, nyinyir itu dilindungi konstitusi, yang tidak boleh hina, black campaign, dan tabok-tabokan,” kata Faldo ketika dihubungi, Jumat (7/12/2018).
Faldo mengaku belum sempat membaca hasil survei internal, tetapi dia sudah mendapat informasi dari Jubir BPN Prabowo-Sandiaga Uno yang lain, Andre Rosiade terkait survei internal yang angkanya terus meningkat. Oleh karena itu dia mengaku bersyukur dengan hasil survei internal.
Menurut Faldo, kini giliran penantang melawan petahana yang menurutnya memiliki modal lebih besar. Sementara Sandiaga harus menjual sahamnya terlebih dahulu untuk kampanye. Ia menambahkan meningkatnya hasil survei internal Prabowo-Sandi diduga karena semakin banyak mendapat dukungan masyarakat.
“Angka kami bisa mendekat kepada kandidat yang punya kapasitas anggaran sekitar Rp 10.000 T atau 5 tahun APBN, ya kami sangat bersyukur, seberapa pun dekatnya. Dulu kan petahana menang 53%, udah pegang anggaran lebih 8000 T masih 53% surveynya, malah cenderung turun, artinya ada yang salah dengan kebijakannya. Saya duga itu sebabnya warga mau nyumbang ke kami sedikit demi sedikit. Artinya, publik masih memberi ruang untuk tawaran alternatif,” ungkap Faldo yang juga politikus PAN.
Ia menambahkan, survei internal itu berguna untuk mengevaluasi hasil kerja timses Prabowo-Sandi. Dengan demikian jika hasil survei menunjukan peningkatan ia menilai warga sudah banyak yang mendukung program Prabowo-Sandi.
“Gunanya survey kan memang untuk mengevaluasi kerja tim kami. Apa yang disampaikan Bang Andre itu artinya BPN sudah bekerja dengan baik, warga sudah mulai menerima gagasan-gagasan dari Mas Bowo dan Bang Sandi, tidak lebih dari itu. Aneh juga komentar tim 01, biar semangat kami harus survey dulu? Tidak masuk akal sih,” kata Faldo.
“Nggak perlu show of force pakai survey, bagi kubu petahana bikin saja kebijakan bener, biar kas tidak defisit, petani lokal terlindungi dari impor, dan ekonomi stabil. Kalau penantang, kasih kritik yang berkualitas dan tawaran yang jelas. Kalau ada kenaikan, berarti warga anggap tawaran kami jelas, tentu harus disempurnakan terus,” imbuhnya.
Sebelumnya, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membuat survei internal yang hasilnya Prabowo-Sandi mendapat 40 persen dan bakal menyalip Jokowi-Ma’ruf. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin lalu menyindir hasil survei itu.
“Kalau internal diklaim sudah nyalip ya biasa namanya juga internal ya. Kenapa mereka nggak sekalian ngomong kami sudah menang 100 persen dan Pak Jokowi sudah ketinggalan jauh? Itu saja sekalian biar asyik gitu menang dalam survei internal mereka,” kata Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding, saat dihubungi Jumat siang. (dt/hud)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry