Reizano Amri Rasyid, ST., MMT, CPM ASIA. Dosen FEBTD

GENERASI Z, atau sering disebut Gen Z, merupakan generasi yang tumbuh dalam dunia yang sangat terhubung secara digital. Mereka adalah kelompok yang aktif di media sosial dan sangat peka terhadap perkembangan tren.

Dalam konteks konsumsi, mereka menunjukkan pola yang menarik, yakni conspicuous consumption atau konsumsi mencolok. Fenomena ini menunjukkan kecenderungan untuk membeli produk bukan hanya karena kebutuhan, tetapi juga sebagai simbol status sosial dan cara mengekspresikan identitas diri. Menariknya, meski generasi sebelumnya cenderung memilih produk global untuk menunjukkan status, Gen Z justru semakin sering menjadikan brand lokal sebagai simbol status mereka.

Conspicuous consumption secara tradisional merujuk pada pembelian barang-barang mewah untuk menunjukkan kemampuan finansial. Namun, bagi Gen Z, hal ini tidak terbatas pada produk luar negeri atau yang berharga mahal. Banyak dari mereka yang memilih produkproduk lokal premium sebagai cara untuk menunjukkan status sosial mereka. Brand fesyen lokal seperti Buttonscarves, Zytadelia, Hijup, dan lainnya, telah menjadi pilihan utama di kalangan Gen Z, terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas produk lokal yang semakin meningkat dan tidak kalah dengan produk global.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa 

Salah satu alasan mengapa fesyen lokal menjadi simbol status di kalangan Gen Z adalah kesadaran mereka terhadap isu keberlanjutan dan etika dalam konsumsi. Gen Z dikenal sebagai generasi yang sangat peduli dengan dampak sosial dan lingkungan dari keputusan konsumsi mereka. Mereka lebih memilih untuk mendukung pengusaha lokal, karena membeli produk lokal dianggap sebagai bentuk kontribusi terhadap ekonomi komunitas, sekaligus cara untuk mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari impor barang.

Dengan memilih brand lokal, mereka tidak hanya menunjukkan selera fesyen mereka, tetapi juga nilai-nilai yang mereka anut, seperti kepedulian terhadap lingkungan dan dukungan terhadap ekonomi lokal. Selain itu, Gen Z cenderung memilih produk yang dapat mencerminkan identitas budaya dan nilai-nilai pribadi mereka.

Dalam hal fesyen muslim, misalnya, brand lokal seringkali mampu menghadirkan produk yang sesuai dengan preferensi budaya dan agama mereka. Ini membuat produk lokal lebih relevan dan bermakna bagi mereka, dibandingkan dengan produk global yang tidak selalu mencerminkan nilai-nilai tersebut. Dengan begitu, konsumsi fesyen lokal bagi Gen Z bukan sekadar soal gaya, tetapi juga representasi diri yang lebih mendalam.

Media sosial memainkan peran penting dalam mendorong conspicuous consumption di kalangan Gen Z. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube memungkinkan mereka untuk membagikan gaya hidup dan barang-barang yang mereka konsumsi kepada pengikut mereka. Validasi sosial yang diperoleh dari like, komentar, dan jumlah followers menjadi salah satu pendorong utama bagi Gen Z untuk menunjukkan produk-produk yang mereka beli. Dalam konteks ini, brand lokal yang bisa menampilkan diri dengan cara yang menarik di media sosial memiliki peluang besar untuk diterima oleh Gen Z.

Influencer lokal juga berperan besar dalam membentuk preferensi Gen Z terhadap brand lokal. Dengan adanya influencer yang mempromosikan produk lokal, brand-brand ini mendapatkan eksposur yang lebih luas dan seringkali dianggap lebih eksklusif dan prestisius oleh para pengikut mereka. Gen Z cenderung mempercayai rekomendasi influencer yang mereka kagumi, terutama jika influencer tersebut mewakili gaya hidup yang mereka idamkan.

Hal ini menjadikan kolaborasi antara brand lokal dan influencer sebagai strategi yang efektif dalam membangun citra merek dan menarik perhatian Gen Z. Namun, tantangan bagi brand lokal dalam menarik perhatian Gen Z tidaklah sedikit. Gen Z adalah konsumen yang kritis dan sangat selektif dalam memilih produk. Mereka tidak hanya melihat desain atau harga, tetapi juga memperhatikan nilai-nilai yang diwakili oleh brand tersebut.

Brand lokal perlu terus berinovasi untuk memastikan bahwa mereka mampu menghadirkan produk yang berkualitas tinggi, sambil tetap mempertahankan relevansi dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Gen Z, seperti keberlanjutan dan keaslian. Jika tidak, brand lokal berisiko kehilangan daya tarik di pasar yang semakin kompetitif.

Dalam konteks ini, conspicuous consumption di kalangan Gen Z memberikan peluang besar bagi brand lokal untuk berkembang. Dengan memahami preferensi dan nilai-nilai yang dipegang oleh Gen Z, brand lokal dapat memposisikan diri sebagai simbol status yang relevan dan diminati. Gen Z bukan hanya mencari produk yang keren atau fashionable, tetapi juga produk yang mencerminkan identitas mereka dan mendukung isu-isu yang mereka pedulikan. Bagi brand lokal, ini adalah kesempatan untuk terus tumbuh dan memperkuat posisi mereka di pasar domestik. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry